MasterTernak

Tuesday, 1 May 2018

seleksi bibit



SELEKSI BIB IT

Dalam usaha peternakan,khususnya program breeding (pengembangbiakan),manajemn reproduksi menjadi sangat penting dan saling terkait dengan tatalaksana/manajemen aspek lainnya (pakan,pastura,perkandangan,kesehatan dan pemberian tanda/branding serta kastrasi) dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan tersebut
Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen reproduksi adalah :
Seleksi Bibit (Pemilihan bibit)
Pentingnya seleksi bibit jantan maupun betina adalah :
·         Ternak bibit adalah stock dasar yang menjadi tetua (parent stock)untuk menurunkan keturunan-keturunan selanjutnya
·         Apabila waktu seleksi dilakukan dengan benar dan mendapatkan bibit seleksi (parent stock) yang bermutu baik,maka hampir dipastikan akan memperoleh ternak keturunan yang bermutu baik pula
Dalam usaha produksi ternak potong biasanya dikenal beberapa dasar seleksi yaitu :
·         Seleksi individual : merupakan dasar seleksi yang paling mudah,cepat dan murah dilakukan namun kelemahannya ialah ketepatan dan akurasinya rendah,apalagi kalau penilaian berdasarkan pada sifat produksi yang rendah nilai h2 nya,dalam arti ternak bibit yang dikatakan baik dan terpilih belum tentu benar bermutu baik. Karena seleksi individual hanya berdasarkan tampilan eksterior sesaat dari ternak bibit bersangkutan.
·         Seleksi saudara segenerasi : merupakan seleksi yang didasarkan pada performans ternak saudara segenerasi
·         Selesksi tetua : seleksi berdasarkan data tetua,yaitu ternak yang dijadikan indukan baik pejantan maupun betina. Apabila ternak indukan telah terbukti menghasilkan keturunan yang begus secara performas maka seleksi ini dpat digunakan.
·         Seleksi keturunan : adalah seleksi yang paling tinggi tingkat keakuratannya namun membutuhkan biaya dan waktu yang banyak,sehingga dapat memperpanjang interval keturunan.
Setelah dasar seleksi da sifat produksi  ditentukan,maka cara untuk menentukan calon bibit terpilih atas dasar nilai setiap sifat produksi dapat digunakan salah satu dari tiga sistem seleksi yakni :
·         Sistem tandem (tandem selection)
·         Sistem pengafkiran bebas (independent culling)
·         Sistem indeks (index selection)
Setelah bibit stock awal tersebut dikembangb iakan barulah dilakukan seleksi dari generasi ke generasi dalam peternakan sendiri dengan menggunakan dasar seleksi yang dinilai lebih efektif. Dasar selksi apapun yang digunakan,hal penting lain yang harus dipahami adalah
a.       Kriteria atau sifat-sifat produksi atau parameter produksi yang dipakai dalam menilai dan memilih bibit (sesuai dengan tujuan produksi).
b.      Nilai standar dari setiap sifat produksi yang digunakan, sesuai bangsa, umur dan jenis kelamin ternak yang akan diseleksi dan dipelihara.
c.       Cara/tehnik pengukuran dan analisa terhadap setiap parameter di atas.

Dasar pertimbangan untuk menentukan sifat-sifat produksi yang akan dijadikan sebagai indikator adalah sifat-sifat produksi yang memiliki pengaruh langsung secara signifikan terhadap hasil produksi yang diharapkan (sesuai dengan tujuan produksi).
Contohnya : Tujuan akhir dari usaha ternak potong (mis. sapi potong) adalah produksi karkas atau daging yang tinggi (baik jumlah maupun mutu). Umumnya, mutu karkas ataupun daging yang baik adalah dihasilkan dari ternak yang berumur muda. Di samping mutu yang baik, diharapkan pula jumlah (kuantitas) yang tinggi. Untuk memudahkan dalam menentukan sifat-sifat produksi sebagai kriteria seleksi, maka buatlah pertanyaan seperti di bawah ini dan jawablah
Pertanyaannya : sifat-sifat produksi apa yang memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap hasil karkas/daging yang banyak dengan mutu yang baik dalam waktu singkat (umur muda) ?
Akan terpikir dalam benak sebagai jawabannya, adalah bahwa untuk menjamin tercapainya tujuan di atas, hendaknya ternak yang dipelihara harus memiliki daya reproduksi yang tinggi (subur), kemampuan beranak yang tinggi (selang kelahiran yang pendek (12 – 14 bln), kemampuan memelihara anak yang baik sehingga selalu dapat menghasilkan anak sapihan dengan laju pertumbuhan yang cepat. Atas dasar pemikiran tersebut, buatlah daftar sejumlah sifat produksi, lalu  diranking berdasarkan signifikansi/keeratan pengaruhnya terhadap tujuan produksi di atas.  Hasil seleksei akan bermanfaat atau memiliki nilai guna yang tinggi bagi percepatan peningkatan mutu genetik ternak, apabila kriteria seleksi/sifat produksi yang digunakan dalam seleksi selain sifat-sifat produksi yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap tujuan produksi, adalah sifat-sifat produksi yang memiliki nilai h2 yang besar.

Sifat-sifat produksi yang dapat dijadikan kriteria seleksi dan cara memperoleh data adalah :
1.      Ciri khas bangsa (bentuk/tampak eksterior dan ukuran) :
Warna bulu, bentuk tubuh, bentuk bagian tubuh tertentu, ukuran bagian-bagian tubuh /anggota tubuh (tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, lebar pinggul, dalam dada dll) à observasi langsung pada individu bibit
2.      Normal/abnormal anggota / organ tubuh à observasi langsung pada individu bibit
3.      Maternal ability à butuh catatan/data tetua/saudara
4.      Persentase kebuntingan à butuh catatan/data tetua/saudara
5.      Persentase kelahiran à butuh catatan/data tetua/saudara
6.      Persentase penyapihan à butuh catatan/data tetua/saudara
7.      Berat lahir à butuh data individu/pribadi
8.      Berat sapih à butuh data individu/pribadi
9.      Berat umur 1 tahun à butuh data individu/pribadi
10.  Berat potong/berat dewasa à butuh data tetua/saudara
11.  Laju pertumbuhan/Pbbh à butuh data individu/pribadi
12.  Persentase pemotongan (persentase karkas) à butuh data tetua/saudara
13.  Persentase daging à butuh data tetua/saudara
14.  Kualitas karkas à butuh data tetua/saudara
15.  Kualitas daging à butuh data tetua/saudara

Dilihat pada kebutuhan data dan segera tidaknya (lama waktu yang dibutuhkan) data atau nilai dari setiap sifat produksi tersebut diperoleh, maka dapat dipilih sifat-sifat produksi yang dapat dipakai. Misalnya butuh waktu seleksi yang cepat, maka tentu sifat-sifat produksi yang dipakai untuk seleksi adalah : sifat-sifat produksi yang datanya dapat diperoleh hanya dengan observasi dan pengukuran langsung pada calon bibit yang bersangkutan (data pribadi), yaitu :

1.      Normal/abnormal bentuk tubuh termasuk organ tubuh bagian luar (kaki-kaki, mata, ambing dan testes). Catatan : warna bulu menjadi penting apabila tujuan produksi adalah bangsa murni misalnya pemurnian sapi Bali (Gambar 1.1 dan 1.2.). Tetapi jika tujuan produksi bukan bangsa murni melainkan (bangsa komn ersial) yang tinggi produksi, maka warna bulu menjadi tidak penting misalnya sapi Brahman Cross atau Brangus (Brahman x Aberdeen angus) (Gambar 1.3 dan 1.4).

Description: IMG_0028.jpgDescription: DSCF0442.JPG
Gambar 1.1. Bibit sapi Bali jantan muda                 Gambar 1.2. Bibit sapi Bali betina muda

2.      Ukuran-ukuran tubuh :
1.      Tinggi pundak (jantan dan betina)
2.      Panjang badan (jantan dan betina)
3.      Dalam dada (jantan dan betina)
4.      Lebar pinggul (betina)
5.      Lingkar testes/skrotum (jantan)
3.      Libido seksual (jantan) bila calon bibit sudah mencapai berumur dewasa kelamin.
Sedangkan sifat-sifat produksi yang masih membutuhkan catatan data individu calon bibit, data tetua dan atau saudara dapat digunakan untuk menambah keakuratan hasil seleksi (bila tersedia catatan yang akurat).

Description: brangus-web-1.jpgDescription: brangus-web-2.jpg
Gambar 1.3. Bibit sapi Brangus jantan                       Gambar 1.4. Bibit sapi Brangus betina

Hal kedua yang harus dipahami oleh selektor adalah nilai standar dari setiap sifat produksi yang akan dapat digunakan dalam seleksi bibit disesuaikan dengan bangsa dan umur serta sex ternak yang diseleksi. Karena nilai standar itu penting untuk digunakan sebagai penentu calon bibit lolos seleksi atau tidak. Calon bibit yang lolos seleksi adalah nilai pribadinya minimal sama dengan nilai standar atau lebih berada di atas (lebih besar) nilai standar.
Artinya, kalau yang diseleksi adalah bangsa sapi Bali jantan umur 18 bulan, maka harus menggunakan nilai-nilai standar dari sapi Bali jantan umur 18 bulan, jangan menggunakan nilai standar sapi bangsa lain walaupun sex dan umur sama, atau jangan menggunakan nilai standar dari sapi Bali tapi sex betina umur 18 bulan, atau jangan dari sapi Bali jantan tapi bukan yang berumur 18 bulan. Singkatnya nilai standar yang digunakan harus sesuai dengan status biologis dan fisiologis ternak yang diseleksi.
Contoh kartu seleksi sederhana berdasarkan tampilan eksterior ternak :
Kuda Sandelwood jantan umur 2 tahun
No
Sifat produksi/kriteria seleksi
Sifat/Nilai/Ukuran
Hasil seleksi
Standar
Calon bibit
1
Warna bulu
Merah, hitam


2
Bentuk badan/kerangka
langsing


3
Kesan bobot
ringan


4
Bentuk testes
seimbang


5
Lingkar skrotum
25 cm


6
Ketegakan kaki (berdiri)
tidak X, tidak ( )


7
Mata
bersinar


6
Tinggi pundak
120 cm


7
Panjang badan
135 cm


8
Pjng Bdn Depan/Bdp 1/3 – 10% PB
31,5 cm


9
Pjng Bdn Tengah/Bte 1/3 + 10%PB
58,5 cm


10
Pjng Bdn Belakang/Bbl 1/3 PB
45,0 cm


11
Kemiringan pastern
45o


Catatan : Panjang badan dibagi dalam 3 bagian dan kemiringan pastern hanya berlaku pada
    ternak kuda. (Gambar 1.5)

Tugas : kerjakan berkelompok di rumah dan kumpulkan.
Buatlah kartu seleksi dan mengisi sifat-sifat produksi serta nilai standar bibit ternak-ternak sbb :
a.       Kelompok A : Sapi Bali Jantan dan Betina umur 1,5 - 2 tahun
b.      Kelompok B : Sapi Ongole Jantan dan Betina umur 1,5 - 2 tahun
c.       Kelompok C : Kambing Kacang jantan dan betina umur 8 – 12 bulan
d.      Kelompok D : Babi VDL jantan dan betina umur 8 – 12 bulan
Untuk membuat kartu seleksi sederhana  terhadap jenis-jenis ternak di atas, gunakan sifat produksi/kriteria seleksi yang sesuai dengan jenis ternak yang bersangkutan.
Pelajari kembali materi PIP, Ilmu Reproduksi, Produksi T. Potong dan buku lain yg relevan.
Bdp
 
Bte
 
Bbl
 
Description: skema tubuh kuda.jpg
     Gambar 1.5. Skema tubuh kuda.



.

No comments:

Post a Comment

MasterTernak

Tanah Viqueque/renzina

TANAH VIQUEQUE/RENZINA                Tanah Viqueque/renzina ditemukan diatas batu kapur daerah lembab di Jawa, Nusa tenggara, Sulawesi, M...