SELEKSI
BIB IT
Dalam
usaha peternakan,khususnya program breeding (pengembangbiakan),manajemn
reproduksi menjadi sangat penting dan saling terkait dengan
tatalaksana/manajemen aspek lainnya (pakan,pastura,perkandangan,kesehatan dan
pemberian tanda/branding serta kastrasi) dalam menentukan keberhasilan usaha
peternakan tersebut
Hal
–hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen reproduksi adalah :
Seleksi Bibit
(Pemilihan bibit)
Pentingnya seleksi bibit jantan maupun
betina adalah :
·
Ternak bibit adalah stock dasar yang
menjadi tetua (parent stock)untuk menurunkan keturunan-keturunan selanjutnya
·
Apabila waktu seleksi dilakukan dengan
benar dan mendapatkan bibit seleksi (parent stock) yang bermutu baik,maka
hampir dipastikan akan memperoleh ternak keturunan yang bermutu baik pula
Dalam usaha produksi
ternak potong biasanya dikenal beberapa dasar seleksi yaitu :
·
Seleksi individual : merupakan dasar
seleksi yang paling mudah,cepat dan murah dilakukan namun kelemahannya ialah
ketepatan dan akurasinya rendah,apalagi kalau penilaian berdasarkan pada sifat
produksi yang rendah nilai h2 nya,dalam arti ternak bibit yang
dikatakan baik dan terpilih belum tentu benar bermutu baik. Karena seleksi
individual hanya berdasarkan tampilan eksterior sesaat dari ternak bibit
bersangkutan.
·
Seleksi saudara segenerasi : merupakan
seleksi yang didasarkan pada performans ternak saudara segenerasi
·
Selesksi tetua : seleksi berdasarkan
data tetua,yaitu ternak yang dijadikan indukan baik pejantan maupun betina.
Apabila ternak indukan telah terbukti menghasilkan keturunan yang begus secara
performas maka seleksi ini dpat digunakan.
·
Seleksi keturunan : adalah seleksi yang
paling tinggi tingkat keakuratannya namun membutuhkan biaya dan waktu yang
banyak,sehingga dapat memperpanjang interval keturunan.
Setelah dasar seleksi
da sifat produksi ditentukan,maka cara
untuk menentukan calon bibit terpilih atas dasar nilai setiap sifat produksi
dapat digunakan salah satu dari tiga sistem seleksi yakni :
·
Sistem tandem (tandem selection)
·
Sistem pengafkiran bebas (independent
culling)
·
Sistem indeks (index selection)
Setelah bibit stock
awal tersebut dikembangb iakan barulah dilakukan seleksi dari generasi ke
generasi dalam peternakan sendiri dengan menggunakan dasar seleksi yang dinilai
lebih efektif. Dasar selksi apapun yang digunakan,hal penting lain yang harus
dipahami adalah
a. Kriteria
atau sifat-sifat produksi atau parameter produksi yang dipakai dalam menilai
dan memilih bibit (sesuai dengan tujuan produksi).
b. Nilai
standar dari setiap sifat produksi yang digunakan, sesuai bangsa, umur dan
jenis kelamin ternak yang akan diseleksi dan dipelihara.
c. Cara/tehnik
pengukuran dan analisa terhadap setiap parameter di atas.
Dasar pertimbangan
untuk menentukan sifat-sifat produksi yang akan dijadikan sebagai indikator
adalah sifat-sifat produksi yang memiliki pengaruh langsung secara signifikan
terhadap hasil produksi yang diharapkan (sesuai dengan tujuan produksi).
Contohnya : Tujuan
akhir dari usaha ternak potong (mis. sapi potong) adalah produksi karkas atau daging
yang tinggi (baik jumlah
maupun mutu). Umumnya, mutu
karkas ataupun daging yang baik adalah dihasilkan dari ternak yang berumur
muda. Di samping mutu yang baik, diharapkan pula jumlah (kuantitas) yang
tinggi. Untuk memudahkan dalam menentukan sifat-sifat produksi sebagai kriteria
seleksi, maka buatlah pertanyaan seperti di bawah ini dan jawablah
Pertanyaannya
: sifat-sifat produksi apa yang memiliki pengaruh langsung yang signifikan
terhadap hasil karkas/daging yang banyak dengan mutu yang baik dalam waktu
singkat (umur muda) ?
Akan terpikir dalam
benak sebagai jawabannya, adalah bahwa untuk menjamin tercapainya tujuan di
atas, hendaknya ternak yang dipelihara harus memiliki daya reproduksi yang
tinggi (subur), kemampuan beranak yang tinggi (selang kelahiran yang pendek (12
– 14 bln), kemampuan memelihara anak yang baik sehingga selalu dapat
menghasilkan anak sapihan dengan laju pertumbuhan yang cepat. Atas dasar
pemikiran tersebut, buatlah daftar sejumlah sifat produksi, lalu diranking
berdasarkan signifikansi/keeratan pengaruhnya terhadap tujuan produksi di
atas. Hasil seleksei akan bermanfaat
atau memiliki nilai guna yang tinggi bagi percepatan peningkatan mutu genetik
ternak, apabila kriteria seleksi/sifat produksi yang digunakan dalam seleksi
selain sifat-sifat produksi yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap tujuan
produksi, adalah sifat-sifat produksi yang memiliki nilai h2 yang besar.
Sifat-sifat produksi yang dapat
dijadikan kriteria seleksi dan cara memperoleh data adalah :
1. Ciri
khas bangsa (bentuk/tampak eksterior dan ukuran) :
Warna bulu, bentuk tubuh, bentuk
bagian tubuh tertentu, ukuran bagian-bagian tubuh /anggota tubuh (tinggi
pundak, panjang badan, lingkar dada, lebar pinggul, dalam dada dll) à observasi
langsung pada individu bibit
2. Normal/abnormal
anggota / organ tubuh à observasi langsung pada individu
bibit
3. Maternal
ability à butuh catatan/data tetua/saudara
4. Persentase
kebuntingan à butuh catatan/data tetua/saudara
5. Persentase
kelahiran à butuh catatan/data tetua/saudara
6. Persentase
penyapihan à butuh catatan/data tetua/saudara
7. Berat
lahir à butuh data individu/pribadi
8. Berat
sapih à butuh data individu/pribadi
9. Berat
umur 1 tahun à butuh data individu/pribadi
10. Berat
potong/berat dewasa à butuh data tetua/saudara
11. Laju
pertumbuhan/Pbbh à butuh data individu/pribadi
12. Persentase
pemotongan (persentase karkas) à butuh data
tetua/saudara
13. Persentase
daging à butuh data tetua/saudara
14. Kualitas
karkas à butuh data tetua/saudara
15. Kualitas
daging à butuh data tetua/saudara
Dilihat pada kebutuhan
data dan segera tidaknya (lama waktu yang dibutuhkan) data atau nilai dari
setiap sifat produksi tersebut diperoleh, maka dapat dipilih sifat-sifat
produksi yang dapat dipakai. Misalnya butuh waktu seleksi yang cepat, maka
tentu sifat-sifat produksi yang dipakai untuk seleksi adalah : sifat-sifat
produksi yang datanya dapat diperoleh hanya dengan observasi dan pengukuran
langsung pada calon bibit yang bersangkutan (data pribadi), yaitu :
1. Normal/abnormal
bentuk tubuh termasuk organ tubuh bagian luar (kaki-kaki, mata, ambing dan
testes). Catatan : warna bulu menjadi penting apabila tujuan produksi adalah
bangsa murni misalnya pemurnian sapi Bali (Gambar 1.1 dan 1.2.). Tetapi jika
tujuan produksi bukan bangsa murni melainkan (bangsa komn ersial) yang tinggi
produksi, maka warna bulu menjadi tidak penting misalnya sapi Brahman Cross atau Brangus (Brahman x Aberdeen angus) (Gambar 1.3 dan 1.4).


Gambar 1.1. Bibit sapi
Bali jantan muda Gambar 1.2. Bibit sapi Bali betina muda
2. Ukuran-ukuran
tubuh :
1. Tinggi
pundak (jantan dan betina)
2. Panjang
badan (jantan dan betina)
3. Dalam
dada (jantan dan betina)
4. Lebar
pinggul (betina)
5. Lingkar
testes/skrotum (jantan)
3. Libido
seksual (jantan) bila calon bibit sudah mencapai berumur dewasa kelamin.
Sedangkan sifat-sifat
produksi yang masih membutuhkan catatan data individu calon bibit, data tetua
dan atau saudara dapat digunakan untuk menambah keakuratan hasil seleksi (bila
tersedia catatan yang akurat).


Gambar 1.3. Bibit sapi Brangus
jantan Gambar 1.4. Bibit sapi Brangus betina
Hal kedua yang harus
dipahami oleh selektor adalah nilai standar dari setiap sifat produksi yang
akan dapat digunakan dalam seleksi bibit disesuaikan dengan bangsa dan umur
serta sex ternak yang diseleksi. Karena nilai standar itu penting untuk
digunakan sebagai penentu calon bibit lolos seleksi atau tidak. Calon bibit
yang lolos seleksi adalah nilai pribadinya minimal sama dengan nilai standar
atau lebih berada di atas (lebih besar) nilai standar.
Artinya,
kalau yang diseleksi adalah bangsa sapi Bali jantan umur 18 bulan, maka harus
menggunakan nilai-nilai standar dari sapi Bali jantan umur 18 bulan, jangan
menggunakan nilai standar sapi bangsa lain walaupun sex dan umur sama, atau
jangan menggunakan nilai standar dari sapi Bali tapi sex betina umur 18 bulan,
atau jangan dari sapi Bali jantan tapi bukan yang berumur 18 bulan. Singkatnya
nilai standar yang digunakan harus sesuai dengan status biologis dan fisiologis
ternak yang diseleksi.
Contoh kartu seleksi sederhana
berdasarkan tampilan eksterior ternak :
Kuda Sandelwood jantan umur 2 tahun
No
|
Sifat
produksi/kriteria seleksi
|
Sifat/Nilai/Ukuran
|
Hasil seleksi
|
|
Standar
|
Calon bibit
|
|||
1
|
Warna bulu
|
Merah, hitam
|
|
|
2
|
Bentuk
badan/kerangka
|
langsing
|
|
|
3
|
Kesan bobot
|
ringan
|
|
|
4
|
Bentuk testes
|
seimbang
|
|
|
5
|
Lingkar
skrotum
|
25 cm
|
|
|
6
|
Ketegakan kaki
(berdiri)
|
tidak X, tidak
( )
|
|
|
7
|
Mata
|
bersinar
|
|
|
6
|
Tinggi pundak
|
120 cm
|
|
|
7
|
Panjang badan
|
135 cm
|
|
|
8
|
Pjng Bdn
Depan/Bdp 1/3 – 10% PB
|
31,5 cm
|
|
|
9
|
Pjng Bdn
Tengah/Bte 1/3 + 10%PB
|
58,5 cm
|
|
|
10
|
Pjng Bdn
Belakang/Bbl 1/3 PB
|
45,0 cm
|
|
|
11
|
Kemiringan
pastern
|
45o
|
|
|
Catatan
: Panjang badan dibagi dalam 3 bagian dan kemiringan pastern hanya berlaku pada
ternak kuda. (Gambar 1.5)
Tugas : kerjakan berkelompok di rumah dan kumpulkan.
Buatlah kartu seleksi dan mengisi
sifat-sifat produksi serta nilai standar bibit ternak-ternak sbb :
a. Kelompok
A : Sapi Bali Jantan dan Betina umur 1,5 - 2 tahun
b. Kelompok
B : Sapi Ongole Jantan dan Betina umur 1,5 - 2 tahun
c. Kelompok
C : Kambing Kacang jantan dan betina umur 8 – 12 bulan
d. Kelompok
D : Babi VDL jantan dan betina umur 8 – 12 bulan
Untuk membuat kartu seleksi
sederhana terhadap jenis-jenis ternak di
atas, gunakan sifat produksi/kriteria seleksi yang sesuai dengan jenis ternak
yang bersangkutan.
Pelajari kembali materi PIP, Ilmu
Reproduksi, Produksi T. Potong dan buku lain yg relevan.
|
|
|








Gambar
1.5. Skema tubuh kuda.
.
No comments:
Post a Comment