MasterTernak

Friday, 11 May 2018

laporan praktikum manajemen Unggas



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, terutama kebutuhan gizi protein hewani. Komoditas peternakan terbesar di Indonesia saat ini berasal dari sektor perunggasan, hampir 70% industri peternakan didominasi industri perunggasan. Dewasa ini perkembangan ternak unggas berkembang sangat pesat di bandingkan dengan ternak yang lainnya dan salah satunya adalah ayam petelur. Produksi utamanya adalah telur. Telur merupakan hasil ternak unggas yang mempunyai nilai gizi yang tinggi, lengkap dan mudah di cerna. Telur merupakan sumber protein hewani di samping daging, ikan dan susu (Sudaryani dan Santoso, 1996).
Ayam ras petelur merupakan hasil persilangan berbagai perkawinan silang dan seleksi yang sangat rumit dan diikuti dengan upaya perbaikan manajemen pemeliharaan secara terus menerus. Akibatnya ayam ras petelur bisa di sebut hewan ternak yang cengeng kesalahan dari segi pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit (Abidin, 2004).
Menurut Rasyaf (1993), di Indonesia sendiri perkembangan ayam petelur ini mengalami tantangan dan melangkah dengan hati-hati walaupun demikian, pekembangan selama ini tetap mengembirakan. Awal kehadiran telur ayam ras kurang di minati konsumen, tapi kini telur ayam ras hadir dalam kehidupan sehari –hari.
B.     TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalalah untuk:
1.      Mengetahui manajemen pemberian pakan dari peternakan Drh. Agus Balle
2.      Mengetahui manajemen perkandangan dari peternakan Drh. Agus Balle
3.      Mengetahui manajemen penanggulangan penyakit dari peternakan Drh. Agus Balle
4.      Mengetahui manajemen pemasaran dari peternakan Drh. Agus Balle
5.      Mengetahui manajemen pengolahan limbah ternak dari peternakan Drh. Agus Balle

BAB II
MATERI DAN METODE

A.    TINJAUAN PUSTAKA

·         Ayam petelur
Tipe ayam petelur ada dua, yaitu tipe ringan dan tipe sedang. Ayam tipe ringan khusus di kembangkan untuk bertelur saja. Ciri ayam tersebut badan ramping, kecil, mata bersinar, dan bercengger merah darah. Ayam tipe ini di pelihara untuk di ambil telurnya sehingga bentuk ayam ini relatif kecil apabila di bandingkan dengan ayam tipe medium. Ayam tipe medium di kembangkan untuk produksi telur dan di ambil dagingnya sehingga ayam ini memiliki bobot badan lebih berat dari pada ayam tipe ringan (Rasyaf, 1994). Ayam petelur memiliki sifat nervous (mudah terkejut ), bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi telur tinggi (200 butir / ekor / tahun ), efisien dalam pengunaan ransum untuk membentuk telur, tidak memiliki sifat mengengram (Sudarmono, 2003).
·         Pakan ayam
Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan nutrien, meskipun energi terpenuhi tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka efisiensi penggunaan pakan rendah. Untuk membuat formulasi ransum harus memperhatikan kandungan energi dan lain – lainya (Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).
Pengaruh konsumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam petelur sangat penting. Selain tipe ayam, suhu lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Suhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan ayam banyak minum dan menguranggi konsumsi pakan. Akibat dari hal tersebut protein yang masuk ke dalam tubuh ayam hanya sedikit.
Untuk mengatasi hal tersebut maka ransum ayam petelur di indonesia harus mengandung protein yang tinggi (Rasyaf, 1994). Ayam membutuhkan setidaknnya 40 senyawa kimia esensial yang harus ada dalam ransum ayam. Senyawa kimia tersebut harus dalam jumlah yang cukup dalam perbandingan optimum satu terhadap lainnya dan dalam bentuk yang mudah di dapat untuk merangsang pertumbuhan laju maksimum, produksi telur. Apabila hal tersebut kurang di perhatikan oleh peternak maka pertumbuhan ayam, produksi akan turun dan ayam akan mudah terserang penyakit (Anggrodi, 1985).
Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang, dan sebaliknya. Oleh karena itu atap harus sesuai dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam. Kandang yang mempunyai tipe atap A, ruangan kandang dalam lebih panas dari pada kandang tipe monitor. Kandang tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam fase starter yang butuh keadaan lebih hangat (Sudarmono, 2003).
·         Perkandangan
Secara makro kandang befungsi sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas dan angin), hewan buas dan pencurian. Secara mikro kandang berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stress sehingga kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal (Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).
Prinsip dasar pembuatan kandang ayam petelur harus di perhatikan untuk menghadapi beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa prinsip dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang cukup sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar matahari sepanjang masa, permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di bangun dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran di dalam kandang (Rasyaf, 1994).
·         Kesehatan ayam
Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat di kelompokkan menjadi beberapa macam yaitu di sebabkan karena stres (cekaman), defisiensi zat makanan, parasit penyakit karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena cendawan (Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).
Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres (cekaman). Stres di sebabkan karena beberapa vaktor dari lingkungan dan dari manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu kedinginan, ventilasi yang buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup pakan dan minum dan pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor tersebut bisa di minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil (Akoso, 1993).
Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non kontagius. Penyakit kontagius adalah penyakit yang langsung di transmisi dari individu atau flock kepada individu atau flock lain. Penyakit infeksius adalah penyakit yang di sebabkan oleh organisme hidup. Sebagian besar penyakit infeksi unggas adalah kontagius, seperti penyakit karena virus, bakteri, riketsia dan fungi. Sementara beberapa penyakit infeksi tidak kontagius seperti aspergilosis (Sujiono hadi dan Setiawan, 2002)
·         Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".

·         Limbah ternak
Limbah merupakan sisa aktivitas makhluk hidup. Limbah peternakan ada dua bentuk, yaitu limbah padat dan limbah cair. Jenis limbah padat yang dihasilkan adalah berupa kotoran ayam di kandang battery, limbah kristal (kotoran ayam di kandang postal yang bercampur dengan litter), bangkai ayam, kerabang telur dan DOC afkir di unit penetasan.









B.     MATERI DAN METODE

·         Waktu dan tempat pelaksanaan
Kegiatan Praktikum Manajemen Ternak Unggas ini dilaksanakan pada tanggal Sabtu,   7 Juni 2014. Pemeliharaan ayam petelur berlokasi di peternakan Drh. Agus Balle, di desa Noelbaki,Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

·         Aspek yang di kaji
1.      Pengamatan secara umum mengkaji keadaan umum di perusahaan di antaranya yaitu sejarah perusahaan dan kondisi perusahaan
2.      Pengamatan secara khusus mengkaji tentang manajemen pemberian pakan (fase starter dan finisher), manajemen perkandangan, manajemen penanggulangan penyakit, manajemen pemasaran, dan manajemen pengolahan limbah ternak.

C.     PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM
Pelaksanaan Kegiatan Praktikum di peternakan Drh. Agus Balle dilakukan dengan:
1.      Kegiatan pengamatan kandang ayam petelur fase starter dan grower.
2.      Kegitan diskusi tanya jawab dengan pemilik peternakan, Drh. Agus Balle

D.    TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang di perlukan meliputi :
1. Pengamatan ( observasi )
·         Bangunan kandang
·         Bibit ayam
1) Mengetahui jenis strain yang di pelihara.
2) Mengetahui jumlah ayam yang di pelihara.
2. Penjelasan dari pemilik petternakan dan Diskusi
E. SUMBER DATA
Sumber data di peroleh dengan berdasarkan sifat data yang di kumpulkan, ada dua jenis yaitu:
1. Data primer
Data yang di peroleh secara langsung dari responden (peternak). Data primer dalam kegiatan praktikum ini di peroleh dengan melakukan wawancara dengan pemilik peternakan. Data yang di ambil adalah cara pemeliharaan ayam, program pemberian vaksin, obat, vitamin, penanganan limbah, dan pemasarannya.
2. Data sekunder
Data yang di peroleh secara tidak langsung dari nara sumber. Data yang di ambil dari buku, arsip dan jurnal yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan ayam petelur, program pemberian vaksin, obat, vitamin, penanganan limbah, pengambilan telur dan pemasarannya.












BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
·         SEJARAH PERUSAHAAN
Peternakan milik Drh. Agus Balle merupakan peternakan ayam petelur jantan yang digunakan untuk substitusi ayam kampung sebagai ternak potong, yang dimulai dari Day Old Chick ( DOC ) sampai layer. Peternakan ini merupakan perusahaan milik perorangan didirikan pada tahun 1979 oleh Drh. Agus Balle yang berasal dari Sabu. Sebelum mendirikan peternakan ini, beliau dulu memelihara ayam petelur di pekarangan rumah di Kupang dan setelah usahanya mulai maju beliau mulai menambah skala usahanya menjadi 1000 ekor pada sekitar tahun 1986, dan akhirnya berkembang menjadi 25000 ekor sampai tahun 2014. Peternakan ini terletak di Kelurahan Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
·         MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN
Faktor yang diamati:
a)      Jumlah pakan yang diberikan 30 gr/ekor/hari
b)      Jumlah pakan yang dikonsumsi (jumlah pakan yang diberikan –jumlah pakan yang sisa). Selama pemeliharaan, pemberian pakan yang terbuang tidak terhitung karena pakan yang diberikan sedikit demi sedikit setelah pakan habis dikonsumsi dan pemberianya atlibitum
c)      Jenis bahan pakan yang diberikan berupa bahan pakan standar pabrik  komersial,dan konsentrat
·         MANAJEMEN PERKANDANGAN
Faktor yang diamati:
a)      Jumlah ternak seluruhnya 25000 ekor dan setiap  kandang 1000 ekor (12 x 8 meter)
b)      Jumlah tempat makan dan tempat minum
c)      Luas kandang/petak:12x8 meter
d)     Jenis lantai kandang atau alas kandang berupa litter dari sekam padi
e)      Ventilasi kandang berupa jaring kawat
f)       Kapasitas kandang seharusnya sesuai standar 960 ekor tetapi di peternakan di isi 1000 ekor karena tidak ada pengaruh nyata

·         MANAJEMEN PENANGGULAN PENYAKIT
Faktor yang diamati:
a)      Jenis penyakit yang sering menyerang ternak yaitu Newcastle Disease,Gumboro,Fox, Infectious Bronchitis
b)      Cara pencegahan:
ü  Vaksin ND dan IB sudah dalam satu kemasan/ paket sehingga pemberiannya sejalan
ü  Vaksin Gumboro
ü  Vaksin Fox
c)      Cara pengobatan:
v  Vaksin ND dan IB diberikan pada umur 4 sampai 5 hari dengan melakukan tetes mata atau tetes hidung atau mulut Vaksin.ND dapat diberikan melalui air minum

·         MANAJEMEN PEMASARAN
Faktor yang diamati:
a)      Bentuk pemasaran: dalam bentuk hidup
b)      Harga: Rp.27000/ 1,8 kg
c)      Keuntungan peternak pada tahun pertama Rp. 372.500.000,- dan setelah tahun pertama Rp. 894.700.000,- jika skala usaha masih tetap 25000 ekor.
·         MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK

Pengamatan dilakukan terhadap:
a)      Jenis limbah ternak berupa feses yang sudah tercampur dengan litter
b)      Cara pengolahan tidak ada karena litter langsung dijual kepada petani
c)      Hasil pengolahannya tidak ada


B.     PEMBAHASAN
Peternakan ayam ras petelur selama ini telah berkembang sangat luar biasa dan saat ini menjadi suatu usaha berskala industri yang sangat modern dengan didukung oleh 4 subsistem yang cukup kokoh, yakni industri hulu, industri hilir, subsistem budidaya, dan industri pendukungnya. Populasi ayam ras petelur hingga saat ini telah menyebar keseluruh wilayah di Indonesia. Seiring meningkatnya permintaan dan kebutuhan akan telur, maka diperlukan peningkatan produksi dan pengembangan usaha oleh perusahaan-perusahaan peternakan khususnya ayam petelur. Keberhasilan suatu usaha peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu, pakan, bibit, dan manajemen. Perusahaan yang mengabaikan manajemen dan sumber daya yang dimiliki cenderung tidak mampu bertahan maupun berkembang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan telur komersil tidak cukup hanya dengan menambah jumlah peternakan yang ada, tetapi usaha yang telah ada sebaiknya didukung oleh manajemen pemeliharaan yang baik dengan memperhatikan.
Faktor-faktor penunjang seperti perencanaan, manajemen produksi, perkandangan, dan manajemen sumber daya manusia, sehingga usaha yang ada baik usaha peternakan besar maupun kecil dapat berjalan dengan baik.

1.)MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN

·        Pengadaan Pakan dan Bahan Baku Campuran

Pada ternak layer fase produksi, pakan merupakan sumber utama asupan nutrisi bagi produksi telur dan untuk memelihara fungsi tubuh secara normal. Kandungan nutrisi pakan dan jumlah pakan yang harus diberikan per ekor perhari dipengaruhi oleh strain dan lingkungan setempat.pada umumnya saat ini peternak layer skala kecil dan menengah menggunakan pakan konsentrat ataupun pakan komplit Sedangkan bagi peternak besar biasanya sudah mampu membuat pakan sendiri (self mixing) dengan mencampurkan beberapa jenis bahan baku. Bagi peternak yang menggunakan pakan konsentrat, harus membuat campuran dahulu antara katul, jagung dan konsentrat sesuai dengan rekomendasi pabrik pakan. Jagung merupakan bahan baku .Secara fisik jagung yang baik terlihat bersih, tidak berjamur (berwarna kecoklatan), tidak banyak tongkol giling, dan komposisinya biji pecahnya sedikit. Apabila banyak terdapat biji pecahnya memudahkan jamur berkembang yang akibatnya akan menyebabkan jagung terkontaminasi dengan micotoxin.
·        Teknik Pemberian Pakan.
Dalam management pakan ini selain memperhatikan kandungan pakan juga harus diperhatikan teknik pemberiannya.Metode pemberiannya adlibitum, Pemberian pakan biasanya dilakukan 2 – 3 kali dalam sehari. Akan tetapi untuk menjaga kondisi pakan supaya tetap segar dan higienis maka dapat diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pagi dan sore.Pemberian pakan sore hari lebih banyak bertujuan agar feed intake dapat tercapai.Stress panas pada sore hari cenderung lebih berkurang sehingga nafsu makan akan meningkat. Jumlah pakan yang diberikan 30 gr/ekor/hari .Jumlah pakan yang dikonsumsi (jumlah pakan yang diberikan –jumlah pakan yang sisa). Selama pemeliharaan, pemberian pakan yang terbuang tidak terhitung karena pakan yang diberikan sedikit demi sedikit setelah pakan habis dikonsumsi

2).MANAJEMEN PERKANDANGAN

Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitasnya. Mulai dengan makan, minum dan tentu saja tumbuh maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikan kenyamanan kandang sehingga mampu mendukung tercapainya performan ayam yang optimal.

        Kondisi lingkungan peternakan banyak mengalami perubahan. Mulai dari kondisi suhu yang semakin meningkat disebabkan efek global warming (pemanasan global), sampai semakin jenuhnya kondisi lingkungan peternakan. Perubahan ini tentu akan memberikan dampak terhadap performan ayam yang kita pelihara. Kandang dikatakan nyaman jika ayam betah tinggal di dalamnya sehingga dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal.
beberapa parameter yang menunjukkan kenyamanan kandang ini, diantaranya ialah :
·         Suhu dan kelembaban
·         Suhu dan kelembaban yang nyaman untuk ayam dewasa ialah 25-28°C dan 60-70%. Namun saat masa brooding (indukan), suhu yang nyaman untuk anak ayam berkisar 33-29°C (berkurang secara periodik sejalan dengan bertambahnya umur).
·         Sirkulasi udara
Sistem ventilasi udara yang baik akan menjaga kualitas udara tetap optimal bagi ayam. Udara kotor yang bercampur dengan amonia dan CO2 akan bisa terbuang keluar kandang digantikan dengan oksigen. Pengaturan buka tutup tirai, lebar dan tinggi lantai maupun jarak antar kandang sangat berpengaruh terhadap sistem ventilasi udara. Luas kandang/petak:12x8 meter Jenis lantai kandang atau alas kandang berupa litter dari sekam padi Ventilasi kandang berupa jaring kawat
·         Kepadatan
       Jumlah ternak seluruhnya 25000 ekor dan setiap  kandang 1000 ekor (12 x 8 meter)   Luas kandang/petak:12x8 meter .Jenis lantai kandang atau alas kandang berupa litter dari sekam padi Kepadatan yang berlebih akan menyebabkan pertumbuhan ayam terhambat (kerdil) karena terjadi persaingan untuk mendapatkan ransum, air minum maupun oksigen.
·         Kebersihan
       Kandang yang bersih akan meminimalkan tantangan bibit penyakit. Seketat apapun program vaksinasi dan pengobatan yang dijalankan namun jika tidak diimbangi dengan kegiatan pembersihan dan desinfeksi kandang, maka kemungkinan untuk terjadi outbreak penyakit semakin besar. Setidaknya lakukan pembersihan tempat ransum dan air minum setiap hari, serta penyemprotan desinfektan setiap 3-4 hari sekali

3..MANAJEMEN PENANGGULAN PENYAKIT
Dalam suatu peternakan ayam, dapat terjadi banyak sekali variasi penyakit yang sudah sangat dipahami atau familiar bagi peternak terutama peternak skala menengah dan besar.
Berbicara keberhasilan mengenai peternakan (tanpa tergantung skala bisnisnya) oleh seorang peternak ditentukan dari pengetahuan dan pemahaman dengan pengenalan sumber hambatan dan ancaman dari penyakit yang mungkin dapat menjadikan ledakan penyakit menular dan berakibat sangat merugikan. Oleh sebab itu, pengamanan dan menjauhkan ternak ayam dari sumber wabah dan hambatan potensial tersebut menjadi prioritas dan perhatian khusus.
Dimulai dengan pemilihan indukan yang unggul, pengelolaan yang baik, sanitasi, peningkatan daya tahan ayam dengan vaksinasi dan usaha menjauhkan ternak ayam dari sumber penyakit adalah kunci sukses dalam beternak ayam.
            Secara prinsip penyakit ayam dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu :
1.       Penyakit yang menular dan disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, parasit dan jamur.
2.      Penyakit yang disebabkan oleh faktor atau sebab lainnya.
3.      Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan dalam perkembangan dan ketahanan tubuh ayam yang lebih disebabkan karena ketergantungan ayam pada kualitas makanan yang diberikan oleh peternak


Jenis penyakit yang dialami dalam perusahaan yaitu:

v  Tetelo Newcastle Disease (ND)
ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo  dan biasanya dikualifikasikan menjadi: 
    1. Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
    2. Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan  dan saraf.
    3. Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar. 
Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
-     excessive mucous di trakea
-     gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas
-     ayam tampak lesu
-     napsu makan menurun
-     produksi telur menurun
-     mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah
-     jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.


Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
-     ayam yang tertular harus dimusnahkan.
-     vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Jenis vaksin yang kami gunakan adalah ND Lasota yang kami beli dari PT. SHS. Vaksinasi ND yang pertama, kami lakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian vaksin kami lakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada.
-     untuk memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin, seorang penulis menyarankan agar memberikan vaksin ini dengan pola  444. maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Namun kami mempunyai sedikit perbedaan dengan jadwal pola 444.(lihat jadwal pemberian vaksin modifikasi kami)
 Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
-     memelihara kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik.
-     memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini.
-     memberikan ransum jamu yang baik.    

v  Gumoro  Infectious Bursal Disease
Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam. Ayam yang terkena akan menampakan gejala seperti gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan kematian ayam.  
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus. Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja.  
gumoro menyerang anak ayam pada usia 2 – 14 minggu dengan gejala awal sbb:
-     napsu makan berkurang
-     ayam tampak lesu dan mengantuk
-     bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat
-     peradangan di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri.
-     jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu.
 
Sedangkan penulis yang berbeda menyebutkan gejala gumoro adalah sbb:
-     diare berlendir
-     nafsu makan turun
-     gemetar dan sukar berdiri
-     bulu di sekitar anus kotor
-     ayam suka mematuk di sekitar kloaka  
Gumoro menyebar  melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah gumoro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Upaya penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang.  
v Bronchitis  Infectious Bronchitis
Penyakit ini disebabkan oleh Corona virus yang menyerang system pernapsan. Pada ayam dewasa penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu dapat menyebabkan kematian. Informasi yang lain menyebutkan bahwa ayam yang terserang penyakit ini dan berumur di bawah 3 minggu, kematian dapat mencapai 30-40%. Penularan dapat terjadi melalui udara, peralatan, pakaian. Virus akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak terdapat ternak pada area tersebut. Virus ini mudah mati karena panas atau desinfektan.  

Gejala penyakit IB ini sangat sulit untuk dibedakan dengan penyakit respiratory lainnya. Secara umum gambaran penyakit tersebut adalah:
-     batuk
-     bersin
-     rattling
-     susah bernapas
-     keluar lendir dari hidung
-     terengah-engah
-     napsu makan menurun
-     gangguan pertumbuhan
-     pada periode layer akan didapatkan produksi telur yang sangat turun hingga mendekati zero dalam beberapa hari, butuh waktu sekitar 4 minggu agar ayam kembali berproduksi, bahkan beberapa diantaranya tidak akan kembali ke normal. Telur yang dihasilkan akan berukuran kecil, cangkang telur lunak, bentuk telur menjadi irregular.  
Sanitasi merupakan factor pemutus rantai penularan penyakit karena virus tersebut sangat rentan terhadap desinfektan dan panas. Pencegahan lain yang sangat umum dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi secara teratur.  









4).MANAJEMEN PEMASARAN
·         Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran merupakan proses kegiatan atau aktivitas terencana untuk menyalurkan produk/barang dari produsen ke konsumen. Di dalam usaha ternak potong, pemasaran memiliki peran yang penting. Setelah produk (ternak hidup atau daging) dihasilkan, peternak pasti mengharapkan produknya sampai dan diterima oleh konsumen dan untuk sampai pada tangan konsumen, maka harus melalui beberapa kegiatan pemasaran.
·         Kegiatan Pemasaran
Peternak atau pengusaha yang telah melakukan kegiatan produksi, selanjutnya ia akan melalakukan kegiatan pemasaran produk. Kegiatan pemasaran produk peternakan terdiri dari pengumpulan informasi pasar, penyimpanan, pengangkutan, dan penjualan.
ü  Pengumpulan Informasi Pasar
Informasi sangat diperlukan ketika kita akan melakukan suatu usaha apapun, termasuk dalam usaha di bidang peternakan. Secara umum informasi yang dibutuhkan mengenai informasi pasar adalah jumlah kebutuhan produk yang oleh konsumen. Dalam usaha ternak potong dapat dikelompokkan untuk kebutuhan bibit dan daging .Informasi produsen atau perusahaan yang terjun di bidang peternakan juga penting, hal ini terkait dengan jumlah suplai yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan jika masih ada celah kekurangan suplai, maka tentu masih terbuka peluang untuk mendirikan usaha peternakan.
ü  Biaya
Biaya adalah segala sesuatu yang diinvestasikan, baik berupa uang, tanah dan bangunan, tenaga kerja, serta aset-aset lainnya yang diperlukan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Biaya tersebut dikeluarkan secara kontan (cash) atau kredit. Besaran biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi akan menjadi acuan dalam penentuan harga pokok penjualan dan akan mempengaruhi kelayakan usaha. Biaya yang diperlukan dalam setiap segmen usaha ternak potong sudah tentu akan berbeda-beda dan dipengaruhi oleh hal-hal, sebagai berikut :
·         Jenis ternak potong yang diusahakan
·         Jenis usaha yang akan dipilih (pembibitan dan penggemukan)
·         Skala  usaha yang dikelola (keseimbangan antara faktor produksi yang dimiliki dengan omset produksi yang dapat dicapai)
·         Sistem produksi yang dipilih (intensif, semi intensif, atau ekstensif)
·         Kemampuan manajerial yang dimiliki dalam mengelola usahanya. Dalam hal ini efisiensi usaha akan menjadi target untuk mencapai keuntungan yang maksimal.
Terdapat dua jenis biaya dalam suatu usaha, yaitu biaya investasi dan biaya operasional.
a)      Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha , misalnya biaya beli lahan, pembuatan kandang, peralatan/mesin, dan izin usaha. Biaya investasi ini diperhitungkan sebagai penyusutan.
b)      Biaya Operasional
Biaya operasional dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap adalah semua biaya yang besarannya tetap sampai batas tertentu walaupun hasil produksinya berubah. Beberapa komponen biaya yang termasuk biaya tetap ini, diantaranya sewa lahan dan tenaga kerja. Sementara itu, biaya variabel (tidak tetap) adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi, misalnya biaya pembelian ternak bakalan, pakan, suplemen, obat-obatan, dan peralatan kandang pakai habis termasuk biaya tidak tetap.
ü  Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan uang yang diperoleh dari penjualan produk suatu kegiatan usaha. Penjualan ternak hidup, karkas, pupuk, dan produk lainnya merupakan komponen pendapatan. Harga: Rp.27000/ 1,8 kg
ü  Keuntungan
Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya yang diperlukan dari proses produksi pemasaran suatu produk. Keuntungan peternak pada tahun pertama Rp. 372.500.000,- dan setelah tahun pertama Rp. 894.700.000,- jika skala usaha masih tetap 25000 ekor.



ü  Pengangkutan
Untuk pengangkutan ternak ternak unggas, dalam menentukan alat angkut tergantung pada kondisi geografis dan jarak tempuh. Misalnya untuk pengangkutan ayam potong menggunaan pick-up atau truk dilakukan ketika jarak tempuh yang dekat Volume pengangkutan disesuaikan dengan jenis alat angkut yang digunakan, misalnya untuk mobil pick-up be rkisar 100-300 ekor, Dalam pengangkutan ternak perlu dihindari agar tidak berdesakan, sehingga ternak tidak mengalami stress yang akan berpengaruh pada kualitas daging yang dihasilkan. Sebaliknya volume yang terlalu sedikit menyebabkan efisiensi ruang menjadi berkurang.
Waktu pengangkutan terkait dengan jarak tempuh, namun pada prinsipnya, pengangkutan sebaiknya dilakukan pada malam atau pagi hari. Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan stress pada ternak sehingga penyusutan bobot badannya meningkat. Bahkan stress yang berlebihan dapat membuat ternak mati selama pengangkutan.

5).MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK
peternakan ayam ada dua macam, yakni ayam petelur (layer) dan ayam pedaging (broiler). Limbah peternakan ayam petelur ada dua macam pula. Pertama kotorannya, yang murni tanpa tercampur sekam, dan bermanfaat sebagai pupuk. Kotoran ayam petelur bernilai paling tinggi dibanding pupuk kotoran ternak lain. Penampungnya adalah petani kentang, dan cabai. Limbah kedua, berupa induk ayam afkir, yang ditampung oleh para pedagang sate ayam.
Limbah peternakan ayam pedaging hanyalah litter (alas kandang), berupa sekam padi yang tercampur kotoran ayam. Nilai kotoran ayam pedaging sangat rendah. Penampungnya para nurseri tanaman hias, dan pengusaha tabulampot (tanaman buah dalam pot), sebagai media tanam. Limbah pemotongan ayam pedaging, sama sekali tidak punya nilai, dan hanya mencemari lingkungan. Dengan pengolahan yang tepat, limbah berupa bulu dan kotoran ayam pedaging, masih bisa bermanfaat sebagai  pupuk organik.

Untuk mendukung dua jenis peternakan ini, diperlukan pula unit pembibitan ayam (breeding farm). Di Indonesia breeding farm, hanyalah memroduksi final stock, sebagai ayam petelur maupun pedaging. Induk ayam final stock adalah parent stock (ayam induk), yang dihasilkan dari grand parent (ayam nenek), serta grand-grand parent (ayam buyut), berupa galur murni. Ayam nenek, masih harus diimpor terutama dari AS. Breeding farm produsen final stock, membeli grant parent dari breeding farm besar, yang mengimpor grant parent dari luar negeri.


















DAFTAR PUSTAKA
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pemasaran. Diunduh pada 16 Juni 2014, pukul 12:55
·         http://eprints.uns.ac.id/2423/1/100240709200908121.pdf. Diunduh pada 16 Juni 2014, pukul 12:56
·         http://eprints.uns.ac.id/2423/1/100240709200908121.pdf . DIUNDUH 16 JUNI PUKUL 13:17
·         http://ayampetelur.com/tag/peternak-layer/ DIUNDUH 16 JUNI PUKUL 13:19
·         http://ayampetelur.com/2013/09/manajemen-pemeliharaan-ayam-petelur/ DIUNDUH PADA 16 JUNI PUKUL 13:19
·         http://todalife.wordpress.com/2012/07/09/ayam-petelur/ DIUNDUH 16 JUNI PUKUL: 13:22
·         http://harninutrisi.blogspot.com/2009/04/manajemen-pakan-layer-masa-produksi.html DIUNDUH PUKUL 16 JUNI PUKUL: 13:23
















No comments:

Post a Comment

MasterTernak

Tanah Viqueque/renzina

TANAH VIQUEQUE/RENZINA                Tanah Viqueque/renzina ditemukan diatas batu kapur daerah lembab di Jawa, Nusa tenggara, Sulawesi, M...