BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Peternakan
merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,
terutama kebutuhan gizi protein hewani. Komoditas
peternakan terbesar di Indonesia saat ini berasal dari sektor perunggasan, hampir
70% industri peternakan didominasi industri perunggasan. Dewasa
ini perkembangan ternak unggas berkembang sangat pesat di bandingkan dengan
ternak yang lainnya dan salah satunya adalah ayam petelur. Produksi utamanya
adalah telur. Telur merupakan hasil ternak unggas yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi, lengkap dan mudah di cerna. Telur merupakan sumber protein hewani
di samping daging, ikan dan susu (Sudaryani dan Santoso, 1996).
Ayam ras petelur merupakan hasil
persilangan berbagai perkawinan silang dan seleksi yang sangat rumit dan
diikuti dengan upaya perbaikan manajemen pemeliharaan secara terus menerus.
Akibatnya ayam ras petelur bisa di sebut hewan ternak yang cengeng kesalahan
dari segi pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit (Abidin,
2004).
Menurut Rasyaf (1993), di Indonesia
sendiri perkembangan ayam petelur ini mengalami tantangan dan melangkah dengan
hati-hati walaupun demikian, pekembangan selama ini tetap mengembirakan. Awal
kehadiran telur ayam ras kurang di minati konsumen, tapi kini telur ayam ras
hadir dalam kehidupan sehari –hari.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalalah untuk:
1. Mengetahui
manajemen pemberian pakan dari peternakan Drh. Agus Balle
2. Mengetahui
manajemen perkandangan dari peternakan Drh. Agus Balle
3. Mengetahui
manajemen penanggulangan penyakit dari peternakan Drh. Agus Balle
4. Mengetahui
manajemen pemasaran dari peternakan Drh. Agus Balle
5. Mengetahui
manajemen pengolahan limbah ternak dari peternakan Drh. Agus Balle
BAB II
MATERI DAN METODE
A. TINJAUAN
PUSTAKA
·
Ayam petelur
Tipe ayam petelur ada dua, yaitu
tipe ringan dan tipe sedang. Ayam tipe ringan khusus di kembangkan untuk
bertelur saja. Ciri ayam tersebut badan ramping, kecil, mata bersinar, dan
bercengger merah darah. Ayam tipe ini di pelihara untuk di ambil telurnya sehingga
bentuk ayam ini relatif kecil apabila di bandingkan dengan ayam tipe medium.
Ayam tipe medium di kembangkan untuk produksi telur dan di ambil dagingnya
sehingga ayam ini memiliki bobot badan lebih berat dari pada ayam tipe ringan
(Rasyaf, 1994). Ayam petelur memiliki sifat nervous (mudah terkejut ), bentuk
tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi telur tinggi (200 butir
/ ekor / tahun ), efisien dalam pengunaan ransum untuk membentuk telur, tidak
memiliki sifat mengengram (Sudarmono, 2003).
·
Pakan ayam
Kandungan energi pakan ayam perlu
memperhatikan kandungan nutrien, meskipun energi terpenuhi tetapi apabila kebutuhan
nutrien lainnya belum terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka efisiensi
penggunaan pakan rendah. Untuk membuat formulasi ransum harus memperhatikan
kandungan energi dan lain – lainya (Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).
Pengaruh konsumsi pakan terhadap
kandungan protein ransum ayam petelur sangat penting. Selain tipe ayam, suhu
lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Suhu lingkungan
yang tinggi akan menyebabkan ayam banyak minum dan menguranggi konsumsi pakan.
Akibat dari hal tersebut protein yang masuk ke dalam tubuh ayam hanya sedikit.
Untuk mengatasi hal tersebut maka
ransum ayam petelur di indonesia harus mengandung protein yang tinggi (Rasyaf,
1994). Ayam membutuhkan setidaknnya 40 senyawa kimia esensial yang harus ada
dalam ransum ayam. Senyawa kimia tersebut harus dalam jumlah yang cukup dalam
perbandingan optimum satu terhadap lainnya dan dalam bentuk yang mudah di dapat
untuk merangsang pertumbuhan laju maksimum, produksi telur. Apabila hal
tersebut kurang di perhatikan oleh peternak maka pertumbuhan ayam, produksi
akan turun dan ayam akan mudah terserang penyakit (Anggrodi, 1985).
Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi
udara dari luar kandang ke dalam kandang, dan sebaliknya. Oleh karena itu atap
harus sesuai dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam. Kandang yang
mempunyai tipe atap A, ruangan kandang dalam lebih panas dari pada kandang tipe
monitor. Kandang tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam fase starter yang butuh
keadaan lebih hangat (Sudarmono, 2003).
·
Perkandangan
Secara makro kandang befungsi
sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan,
panas dan angin), hewan buas dan pencurian. Secara mikro kandang berfungsi
sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari
stress sehingga kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal
(Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).
Prinsip dasar pembuatan kandang
ayam petelur harus di perhatikan untuk menghadapi beberapa perubahan lingkungan
di lapangan. Beberapa prinsip dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di
peternakan, kandang cukup sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar
matahari sepanjang masa, permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di
bangun dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran di
dalam kandang (Rasyaf, 1994).
·
Kesehatan ayam
Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat
di kelompokkan menjadi beberapa macam yaitu di sebabkan karena stres (cekaman),
defisiensi zat makanan, parasit penyakit karena protozoa, penyakit karena
bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena cendawan (Suprijatno dan
Atmomarsono, 2005).
Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres
(cekaman). Stres di sebabkan karena beberapa vaktor dari lingkungan dan dari
manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu
kedinginan, ventilasi yang buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup pakan dan
minum dan pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor tersebut bisa di
minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil (Akoso, 1993).
Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non
kontagius. Penyakit kontagius adalah penyakit yang langsung di transmisi dari
individu atau flock kepada individu atau flock lain. Penyakit infeksius adalah
penyakit yang di sebabkan oleh organisme hidup. Sebagian besar penyakit infeksi
unggas adalah kontagius, seperti penyakit karena virus, bakteri, riketsia dan
fungi. Sementara beberapa penyakit infeksi tidak kontagius seperti aspergilosis
(Sujiono hadi dan Setiawan, 2002)
·
Pemasaran
Manajemen
Pemasaran adalah salah satu
kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang
diproduksi,
dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan
terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan
(Dharmmesta & Handoko, 1982).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal
bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan
mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan
falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".
·
Limbah ternak
Limbah
merupakan sisa aktivitas makhluk hidup. Limbah peternakan ada dua bentuk, yaitu
limbah padat dan limbah cair. Jenis limbah padat yang dihasilkan adalah berupa
kotoran ayam di kandang battery, limbah kristal (kotoran
ayam di kandang postal yang bercampur dengan litter), bangkai ayam, kerabang
telur dan DOC afkir di unit penetasan.
B. MATERI
DAN METODE
·
Waktu dan tempat pelaksanaan
Kegiatan Praktikum
Manajemen Ternak Unggas ini dilaksanakan pada tanggal Sabtu, 7
Juni 2014. Pemeliharaan ayam petelur berlokasi di peternakan Drh. Agus Balle,
di desa Noelbaki,Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
·
Aspek yang di kaji
1. Pengamatan
secara umum mengkaji keadaan umum di perusahaan di antaranya yaitu sejarah
perusahaan dan kondisi perusahaan
2. Pengamatan
secara khusus mengkaji tentang manajemen pemberian pakan (fase starter dan
finisher), manajemen perkandangan, manajemen penanggulangan penyakit, manajemen
pemasaran, dan manajemen pengolahan limbah ternak.
C. PELAKSANAAN
KEGIATAN PRAKTIKUM
Pelaksanaan Kegiatan Praktikum di
peternakan Drh. Agus Balle dilakukan dengan:
1. Kegiatan
pengamatan kandang ayam petelur fase starter dan grower.
2. Kegitan
diskusi tanya jawab dengan pemilik peternakan, Drh. Agus Balle
D. TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh data yang di perlukan meliputi :
1. Pengamatan ( observasi )
·
Bangunan kandang
·
Bibit ayam
1) Mengetahui jenis strain yang di
pelihara.
2) Mengetahui jumlah ayam yang di
pelihara.
2. Penjelasan dari pemilik petternakan dan Diskusi
E. SUMBER DATA
Sumber data di peroleh dengan
berdasarkan sifat data yang di kumpulkan, ada dua jenis yaitu:
1. Data primer
Data yang di peroleh secara
langsung dari responden (peternak). Data primer dalam kegiatan praktikum ini di
peroleh dengan melakukan wawancara dengan pemilik peternakan. Data yang di
ambil adalah cara pemeliharaan ayam, program pemberian vaksin, obat, vitamin,
penanganan limbah, dan pemasarannya.
2. Data sekunder
Data yang di peroleh secara tidak
langsung dari nara sumber. Data yang di ambil dari buku, arsip dan jurnal yang
berhubungan dengan manajemen pemeliharaan ayam petelur, program pemberian
vaksin, obat, vitamin, penanganan limbah, pengambilan telur dan pemasarannya.
BAB III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
·
SEJARAH PERUSAHAAN
Peternakan milik Drh. Agus Balle merupakan
peternakan ayam petelur jantan yang digunakan untuk substitusi ayam kampung
sebagai ternak potong, yang dimulai dari Day Old Chick ( DOC ) sampai layer.
Peternakan ini merupakan perusahaan milik perorangan didirikan pada tahun 1979
oleh Drh. Agus Balle yang berasal dari Sabu. Sebelum mendirikan peternakan ini,
beliau dulu memelihara ayam petelur di pekarangan rumah di Kupang dan setelah
usahanya mulai maju beliau mulai menambah skala usahanya menjadi 1000 ekor pada
sekitar tahun 1986, dan akhirnya berkembang menjadi 25000 ekor sampai tahun
2014. Peternakan ini terletak di Kelurahan Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah,
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
·
MANAJEMEN
PEMBERIAN PAKAN
Faktor yang diamati:
a)
Jumlah
pakan yang diberikan 30 gr/ekor/hari
b)
Jumlah
pakan yang dikonsumsi (jumlah pakan yang diberikan –jumlah pakan yang sisa).
Selama pemeliharaan, pemberian pakan yang terbuang tidak terhitung karena pakan
yang diberikan sedikit demi sedikit setelah pakan habis dikonsumsi dan
pemberianya atlibitum
c)
Jenis
bahan pakan yang diberikan berupa bahan pakan standar pabrik komersial,dan konsentrat
·
MANAJEMEN
PERKANDANGAN
Faktor yang diamati:
a)
Jumlah
ternak seluruhnya 25000 ekor dan setiap
kandang 1000 ekor (12 x 8 meter)
b)
Jumlah
tempat makan dan tempat minum
c)
Luas
kandang/petak:12x8 meter
d)
Jenis
lantai kandang atau alas kandang berupa litter dari sekam padi
e)
Ventilasi
kandang berupa jaring kawat
f)
Kapasitas
kandang seharusnya sesuai standar 960 ekor tetapi di peternakan di isi 1000
ekor karena tidak ada pengaruh nyata
·
MANAJEMEN
PENANGGULAN PENYAKIT
Faktor yang diamati:
a)
Jenis
penyakit yang sering menyerang ternak yaitu Newcastle Disease,Gumboro,Fox,
Infectious Bronchitis
b)
Cara
pencegahan:
ü
Vaksin
ND dan IB sudah dalam satu kemasan/ paket sehingga pemberiannya sejalan
ü
Vaksin
Gumboro
ü
Vaksin
Fox
c)
Cara
pengobatan:
v
Vaksin
ND dan IB diberikan pada umur 4 sampai 5 hari dengan melakukan tetes mata atau
tetes hidung atau mulut Vaksin.ND dapat diberikan melalui air minum
·
MANAJEMEN
PEMASARAN
Faktor yang diamati:
a)
Bentuk
pemasaran: dalam bentuk hidup
b)
Harga:
Rp.27000/ 1,8 kg
c)
Keuntungan
peternak pada tahun pertama Rp. 372.500.000,- dan setelah tahun pertama Rp.
894.700.000,- jika skala usaha masih tetap 25000 ekor.
·
MANAJEMEN
PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK
Pengamatan dilakukan terhadap:
a)
Jenis
limbah ternak berupa feses yang sudah tercampur dengan litter
b)
Cara
pengolahan tidak ada karena litter langsung dijual kepada petani
c)
Hasil
pengolahannya tidak ada
B.
PEMBAHASAN
Peternakan ayam ras petelur selama ini telah berkembang
sangat luar biasa dan saat ini menjadi suatu usaha berskala industri yang
sangat modern dengan didukung oleh 4 subsistem yang cukup kokoh, yakni industri
hulu, industri hilir, subsistem budidaya, dan industri pendukungnya. Populasi ayam ras petelur
hingga saat ini telah menyebar keseluruh wilayah di Indonesia. Seiring
meningkatnya permintaan dan kebutuhan akan telur, maka diperlukan peningkatan
produksi dan pengembangan usaha oleh perusahaan-perusahaan peternakan khususnya
ayam petelur. Keberhasilan suatu usaha peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh
tiga faktor utama yaitu, pakan, bibit, dan manajemen. Perusahaan yang
mengabaikan manajemen dan sumber daya yang dimiliki cenderung tidak mampu
bertahan maupun berkembang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan akan telur komersil tidak cukup hanya dengan menambah jumlah
peternakan yang ada, tetapi usaha yang telah ada sebaiknya didukung oleh
manajemen pemeliharaan yang baik dengan memperhatikan.
Faktor-faktor penunjang
seperti perencanaan, manajemen produksi, perkandangan, dan manajemen sumber daya
manusia, sehingga usaha yang ada baik usaha peternakan besar maupun kecil dapat
berjalan dengan baik.
1.)MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN
·
Pengadaan
Pakan dan Bahan Baku Campuran
Pada
ternak layer fase produksi, pakan merupakan sumber utama asupan nutrisi bagi
produksi telur dan untuk memelihara fungsi tubuh secara normal. Kandungan
nutrisi pakan dan jumlah pakan yang harus diberikan per ekor perhari
dipengaruhi oleh strain dan lingkungan setempat.pada umumnya saat ini peternak
layer skala kecil dan menengah menggunakan pakan konsentrat ataupun pakan
komplit Sedangkan bagi peternak besar biasanya sudah mampu membuat pakan
sendiri (self mixing) dengan mencampurkan beberapa jenis bahan baku. Bagi
peternak yang menggunakan pakan konsentrat, harus membuat campuran dahulu antara
katul, jagung dan konsentrat sesuai dengan rekomendasi pabrik pakan. Jagung
merupakan bahan baku .Secara fisik jagung yang baik terlihat bersih, tidak
berjamur (berwarna kecoklatan), tidak banyak tongkol giling, dan komposisinya
biji pecahnya sedikit. Apabila banyak terdapat biji pecahnya memudahkan jamur
berkembang yang akibatnya akan menyebabkan jagung terkontaminasi dengan
micotoxin.
·
Teknik Pemberian Pakan.
Dalam management pakan ini
selain memperhatikan kandungan pakan juga harus diperhatikan teknik
pemberiannya.Metode pemberiannya adlibitum, Pemberian pakan biasanya dilakukan
2 – 3 kali dalam sehari. Akan tetapi untuk menjaga kondisi pakan supaya tetap
segar dan higienis maka dapat diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pagi dan sore.Pemberian
pakan sore hari lebih banyak bertujuan agar feed intake dapat tercapai.Stress
panas pada sore hari cenderung lebih berkurang sehingga nafsu makan akan
meningkat. Jumlah pakan yang
diberikan 30 gr/ekor/hari .Jumlah pakan yang dikonsumsi (jumlah pakan yang
diberikan –jumlah pakan yang sisa). Selama pemeliharaan, pemberian pakan yang
terbuang tidak terhitung karena pakan yang diberikan sedikit demi sedikit
setelah pakan habis dikonsumsi
2).MANAJEMEN PERKANDANGAN
Kandang adalah tempat
tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitasnya. Mulai dengan makan, minum dan
tentu saja tumbuh maupun menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikan
kenyamanan kandang sehingga mampu mendukung tercapainya performan ayam yang
optimal.
Kondisi
lingkungan peternakan banyak mengalami perubahan. Mulai dari kondisi suhu
yang semakin meningkat disebabkan efek global
warming (pemanasan global), sampai semakin jenuhnya kondisi lingkungan
peternakan. Perubahan ini tentu akan memberikan dampak terhadap performan
ayam yang kita pelihara. Kandang dikatakan nyaman jika ayam betah tinggal di
dalamnya sehingga dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal.
beberapa parameter yang menunjukkan kenyamanan kandang
ini, diantaranya ialah :
·
Suhu dan kelembaban
·
Suhu dan kelembaban
yang nyaman untuk ayam dewasa ialah 25-28°C dan 60-70%. Namun saat masa
brooding (indukan), suhu yang nyaman untuk anak ayam berkisar 33-29°C
(berkurang secara periodik sejalan dengan bertambahnya umur).
·
Sirkulasi udara
Sistem ventilasi
udara yang baik akan menjaga kualitas udara tetap optimal bagi ayam. Udara
kotor yang bercampur dengan amonia dan CO2 akan bisa terbuang
keluar kandang digantikan dengan oksigen. Pengaturan buka tutup tirai, lebar
dan tinggi lantai maupun jarak antar kandang sangat berpengaruh terhadap
sistem ventilasi udara. Luas kandang/petak:12x8 meter Jenis lantai kandang atau alas kandang
berupa litter dari sekam padi Ventilasi kandang berupa jaring kawat
·
Kepadatan
Jumlah ternak seluruhnya
25000 ekor dan setiap kandang 1000
ekor (12 x 8 meter) Luas
kandang/petak:12x8 meter .Jenis lantai kandang atau alas kandang berupa
litter dari sekam padi Kepadatan yang berlebih akan menyebabkan pertumbuhan ayam
terhambat (kerdil) karena terjadi persaingan untuk mendapatkan ransum, air
minum maupun oksigen.
·
Kebersihan
Kandang
yang bersih akan meminimalkan tantangan bibit penyakit. Seketat apapun
program vaksinasi dan pengobatan yang dijalankan namun jika tidak diimbangi dengan
kegiatan pembersihan dan desinfeksi kandang, maka kemungkinan untuk terjadi outbreak penyakit semakin besar.
Setidaknya lakukan pembersihan tempat ransum dan air minum setiap hari, serta
penyemprotan desinfektan setiap 3-4 hari sekali
|
|
3..MANAJEMEN
PENANGGULAN PENYAKIT
Dalam suatu peternakan ayam, dapat terjadi banyak sekali variasi
penyakit yang sudah sangat dipahami atau familiar bagi peternak terutama
peternak skala menengah dan besar.
Berbicara keberhasilan mengenai peternakan (tanpa tergantung skala
bisnisnya) oleh seorang peternak ditentukan dari pengetahuan dan pemahaman
dengan pengenalan sumber hambatan dan ancaman dari penyakit yang mungkin dapat
menjadikan ledakan penyakit menular dan berakibat sangat merugikan. Oleh sebab
itu, pengamanan dan menjauhkan ternak ayam dari sumber wabah dan hambatan
potensial tersebut menjadi prioritas dan perhatian khusus.
Dimulai dengan pemilihan indukan yang unggul, pengelolaan yang baik,
sanitasi, peningkatan daya tahan ayam dengan vaksinasi dan usaha menjauhkan
ternak ayam dari sumber penyakit adalah kunci sukses dalam beternak ayam.
Secara prinsip penyakit ayam dapat disebabkan
oleh 3 hal yaitu :
1. Penyakit
yang menular dan disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, parasit dan jamur.
2.
Penyakit yang disebabkan oleh faktor atau sebab
lainnya.
3.
Penyakit yang disebabkan oleh
defisiensi atau kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan dalam perkembangan
dan ketahanan tubuh ayam yang lebih disebabkan karena ketergantungan ayam pada
kualitas makanan yang diberikan oleh peternak
Jenis
penyakit yang dialami dalam perusahaan yaitu:
v
Tetelo Newcastle Disease (ND)
ND
merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya
dikualifikasikan menjadi:
- Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
- Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan dan saraf.
- Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat
menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini
ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar.
Gejala
yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
- excessive mucous di trakea
- gangguan pernapasan dimulai dengan
megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas
- ayam tampak lesu
- napsu makan menurun
- produksi telur menurun
- mencret, kotoran encer agak kehijauan
bahkan dapat berdarah
- jengger dan kepala kebiruan, kornea
menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan
saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.
Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu:
- ayam
yang tertular harus dimusnahkan.
- vaksinasi harus dilakukan untuk
memperoleh kekebalan. Jenis vaksin yang kami gunakan adalah ND Lasota yang kami
beli dari PT. SHS. Vaksinasi ND yang pertama, kami lakukan dengan cara
pemberian melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian vaksin
kami lakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada.
- untuk memudahkan untuk mengingat mengenai
waktu pemberian vaksin, seorang penulis menyarankan agar memberikan vaksin ini
dengan pola 444. maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4
hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Namun kami
mempunyai sedikit perbedaan dengan jadwal pola 444.(lihat jadwal pemberian
vaksin modifikasi kami)
Pencegahan yang harus dilakukan oleh para
peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
- memelihara kebersihan kandang dan
sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang
baik.
- memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat
menularkan penyakit ini.
- memberikan ransum jamu yang baik.
v Gumoro Infectious Bursal Disease
Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus
dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan
yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system
kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam. Ayam
yang terkena akan menampakan gejala seperti gangguan saraf, merejan, diare,
tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan
kematian ayam.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus.
Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian
akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan kematian
secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan
menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja.
gumoro menyerang anak ayam pada usia 2 – 14 minggu
dengan gejala awal sbb:
- napsu makan berkurang
- ayam tampak lesu dan mengantuk
- bulu tampak kusam dan biasanya disertai
dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat
- peradangan di sekitar dubur dan
kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri.
- jika tidur, paruhnya menempel di lantai
dan keseimbangan tubuhnya terganggu.
Sedangkan penulis yang berbeda menyebutkan
gejala gumoro adalah sbb:
- diare berlendir
- nafsu makan turun
- gemetar dan sukar berdiri
- bulu di sekitar anus kotor
- ayam suka mematuk di sekitar kloaka
Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan,
alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah
gumoro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak
menjadi “carrier”. Upaya penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang.
v Bronchitis Infectious Bronchitis
Penyakit ini disebabkan oleh Corona virus yang menyerang system
pernapsan. Pada ayam dewasa penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi
pada ayam berumur kurang dari 6 minggu dapat menyebabkan kematian. Informasi
yang lain menyebutkan bahwa ayam yang terserang penyakit ini dan berumur di
bawah 3 minggu, kematian dapat mencapai 30-40%. Penularan dapat terjadi melalui
udara, peralatan, pakaian. Virus akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak
terdapat ternak pada area tersebut. Virus ini mudah mati karena panas atau
desinfektan.
Gejala penyakit IB ini sangat sulit untuk dibedakan
dengan penyakit respiratory lainnya. Secara umum gambaran penyakit tersebut
adalah:
- batuk
- bersin
- rattling
- susah bernapas
- keluar lendir dari hidung
- terengah-engah
- napsu makan menurun
- gangguan pertumbuhan
- pada periode layer akan didapatkan produksi
telur yang sangat turun hingga mendekati zero dalam beberapa hari, butuh waktu
sekitar 4 minggu agar ayam kembali berproduksi, bahkan beberapa diantaranya
tidak akan kembali ke normal. Telur yang dihasilkan akan berukuran kecil,
cangkang telur lunak, bentuk telur menjadi irregular.
Sanitasi
merupakan factor pemutus rantai penularan penyakit karena virus tersebut sangat
rentan terhadap desinfektan dan panas. Pencegahan lain yang sangat umum
dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi secara teratur.
4).MANAJEMEN
PEMASARAN
·
Manajemen Pemasaran
Manajemen
pemasaran merupakan proses kegiatan atau aktivitas terencana untuk menyalurkan
produk/barang dari produsen ke konsumen. Di dalam usaha ternak potong,
pemasaran memiliki peran yang penting. Setelah produk (ternak hidup atau
daging) dihasilkan, peternak pasti mengharapkan produknya sampai dan diterima
oleh konsumen dan untuk sampai pada tangan konsumen, maka harus melalui
beberapa kegiatan pemasaran.
·
Kegiatan Pemasaran
Peternak atau
pengusaha yang telah melakukan kegiatan produksi, selanjutnya ia akan
melalakukan kegiatan pemasaran produk. Kegiatan pemasaran produk peternakan
terdiri dari pengumpulan informasi pasar, penyimpanan, pengangkutan, dan
penjualan.
ü Pengumpulan
Informasi Pasar
Informasi sangat
diperlukan ketika kita akan melakukan suatu usaha apapun, termasuk dalam usaha
di bidang peternakan. Secara umum informasi yang dibutuhkan mengenai informasi
pasar adalah jumlah kebutuhan produk yang oleh konsumen. Dalam usaha ternak
potong dapat dikelompokkan untuk kebutuhan bibit dan daging .Informasi produsen atau perusahaan
yang terjun di bidang peternakan juga penting, hal ini terkait dengan jumlah
suplai yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan jika masih ada celah
kekurangan suplai, maka tentu masih terbuka peluang untuk mendirikan usaha
peternakan.
ü Biaya
Biaya adalah
segala sesuatu yang diinvestasikan, baik berupa uang, tanah dan bangunan,
tenaga kerja, serta aset-aset lainnya yang diperlukan dalam proses produksi
untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Biaya tersebut dikeluarkan secara
kontan (cash) atau kredit. Besaran biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
akan menjadi acuan dalam penentuan harga pokok penjualan dan akan mempengaruhi
kelayakan usaha. Biaya yang diperlukan dalam setiap segmen usaha ternak potong
sudah tentu akan berbeda-beda dan dipengaruhi oleh hal-hal, sebagai berikut :
·
Jenis ternak potong yang diusahakan
·
Jenis usaha yang akan dipilih
(pembibitan dan penggemukan)
·
Skala
usaha yang dikelola (keseimbangan antara faktor produksi yang dimiliki
dengan omset produksi yang dapat dicapai)
·
Sistem produksi yang dipilih (intensif,
semi intensif, atau ekstensif)
·
Kemampuan manajerial yang dimiliki dalam
mengelola usahanya. Dalam hal ini efisiensi usaha akan menjadi target untuk
mencapai keuntungan yang maksimal.
Terdapat dua jenis biaya dalam
suatu usaha, yaitu biaya investasi dan biaya operasional.
a)
Biaya Investasi
Biaya
investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha , misalnya
biaya beli lahan, pembuatan kandang, peralatan/mesin, dan izin usaha. Biaya
investasi ini diperhitungkan sebagai penyusutan.
b)
Biaya Operasional
Biaya
operasional dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap
adalah semua biaya yang besarannya tetap sampai batas tertentu walaupun hasil
produksinya berubah. Beberapa komponen biaya yang termasuk biaya tetap ini,
diantaranya sewa lahan dan tenaga kerja. Sementara itu, biaya variabel (tidak
tetap) adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan tingkat
produksi, misalnya biaya pembelian ternak bakalan, pakan, suplemen,
obat-obatan, dan peralatan kandang pakai habis termasuk biaya tidak tetap.
ü Pendapatan
Pendapatan
adalah seluruh penerimaan uang yang diperoleh dari penjualan produk suatu
kegiatan usaha. Penjualan ternak hidup, karkas, pupuk, dan produk lainnya
merupakan komponen pendapatan.
Harga: Rp.27000/ 1,8 kg
ü Keuntungan
Keuntungan
adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya yang diperlukan dari proses
produksi pemasaran suatu produk. Keuntungan
peternak pada tahun pertama Rp. 372.500.000,- dan setelah tahun pertama Rp.
894.700.000,- jika skala usaha masih tetap 25000 ekor.
ü Pengangkutan
Untuk
pengangkutan ternak ternak unggas, dalam menentukan alat angkut
tergantung pada kondisi geografis dan jarak tempuh. Misalnya untuk pengangkutan
ayam potong
menggunaan
pick-up atau truk dilakukan ketika jarak tempuh yang dekat Volume pengangkutan
disesuaikan dengan jenis alat angkut yang digunakan, misalnya untuk mobil
pick-up be rkisar 100-300
ekor, Dalam pengangkutan ternak perlu dihindari agar tidak berdesakan, sehingga
ternak tidak mengalami stress yang akan berpengaruh pada kualitas daging yang
dihasilkan. Sebaliknya volume yang terlalu sedikit menyebabkan efisiensi ruang
menjadi berkurang.
Waktu
pengangkutan terkait dengan jarak tempuh, namun pada prinsipnya, pengangkutan
sebaiknya dilakukan pada malam atau pagi hari. Suhu lingkungan yang tinggi akan
meningkatkan stress pada ternak sehingga penyusutan bobot badannya meningkat.
Bahkan stress yang berlebihan dapat membuat ternak mati selama pengangkutan.
5).MANAJEMEN
PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK
peternakan
ayam ada dua macam, yakni ayam petelur (layer) dan ayam pedaging (broiler).
Limbah peternakan ayam petelur ada dua macam pula. Pertama kotorannya, yang
murni tanpa tercampur sekam, dan bermanfaat sebagai pupuk. Kotoran ayam petelur
bernilai paling tinggi dibanding pupuk kotoran ternak lain. Penampungnya adalah
petani kentang, dan cabai. Limbah kedua, berupa induk ayam afkir, yang
ditampung oleh para pedagang sate ayam.
Limbah
peternakan ayam pedaging hanyalah litter (alas kandang), berupa sekam padi yang
tercampur kotoran ayam. Nilai kotoran ayam pedaging sangat rendah. Penampungnya
para nurseri tanaman hias, dan pengusaha tabulampot (tanaman buah dalam pot),
sebagai media tanam. Limbah pemotongan ayam pedaging, sama sekali tidak punya
nilai, dan hanya mencemari lingkungan. Dengan pengolahan yang tepat, limbah
berupa bulu dan kotoran ayam pedaging, masih bisa bermanfaat sebagai
pupuk organik.
Untuk
mendukung dua jenis peternakan ini, diperlukan pula unit pembibitan ayam
(breeding farm). Di Indonesia breeding farm, hanyalah memroduksi final stock,
sebagai ayam petelur maupun pedaging. Induk ayam final stock adalah parent
stock (ayam induk), yang dihasilkan dari grand parent (ayam nenek), serta
grand-grand parent (ayam buyut), berupa galur murni. Ayam nenek, masih harus diimpor
terutama dari AS. Breeding farm produsen final stock, membeli grant parent dari
breeding farm besar, yang mengimpor grant parent dari luar negeri.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://girsang-margani.blogspot.com/2012/03/pemeliharaan-ayam-ras-petelur-layer.html#.U55p3JSSxCg.
Diunduh pada 16 Juni 2014, pukul 13:18
·
http://eprints.uns.ac.id/2423/1/100240709200908121.pdf
. DIUNDUH 16 JUNI PUKUL 13:17
·
http://esbefarm.blogspot.com/2013/06/manajemen-ayam-layer-ayam-petelor_11.html DIUNDUH 16 JUNI PUKUL 13:18
·
http://ayampetelur.com/tag/peternak-layer/
DIUNDUH 16 JUNI PUKUL 13:19
·
http://ayampetelur.com/2013/09/manajemen-pemeliharaan-ayam-petelur/
DIUNDUH PADA 16 JUNI PUKUL 13:19
·
http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/tata-laksana/seberapa-efisienkah-investasi-layer-anda
DIUNDUH PADA 16 JUNI PUKUL 13:20
·
http://girsang-margani.blogspot.com/2012/03/pemeliharaan-ayam-ras-petelur-layer.html#.U55p3JSSxCg
DIUNDUH 16 JUNI PUKUL: 13:20
·
http://todalife.wordpress.com/2012/07/09/ayam-petelur/
DIUNDUH 16 JUNI PUKUL: 13:22
·
http://harninutrisi.blogspot.com/2009/04/manajemen-pakan-layer-masa-produksi.html
DIUNDUH PUKUL 16 JUNI PUKUL: 13:23
·
http://peternakan.umm.ac.id/id/umm-news-2764-pemanfaatan-limbah-kotoran-ternak.html
DIUNDUH 16 JUNI PUKUL: 13:24
·
http://b4nyudono.blogspot.com/2010/11/upaya-pengelolaan-lingkungan-usaha.html
DIUNDUH 16 JUNI PUKUL: 13:25
No comments:
Post a Comment