Jenis-jenis Penyakit yang sering menyerang Itik
Itik merupakan salah satu unggas yang
sebenranya tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan unggas
lainnya,katakanlah ayam sehingga banyak orang ingin memulai usaha ini baik itu
penetasan maupun pembesaran. Produk yang dihasilkan dari beternak itik adalah
daging dabn telur. Pada saat ini, banyak makanan olahan yang berasal dari itik.
Permintaan pasar terhadap daging dan telur itik sangat tinggi dari tahun ke tahun. Bahkan pada tahun 2007
lalu pemerintah melalui Departemen Pertanian mengizinkan import daging bebek
beku dari malaysia. Terlepas dari pro dan kontra terhadap rencana pemerintah
tersebut,yang perlu kita ambil hikmahnya adalah beternak itik merupakan peluang
bisnis yang sangat menguntungkan dan prospektif,karena belum terpenuhnya
kebutuhan produk itik di pasaran oleh para peternak.
Salah
satu tantangan atau kendala bagi para peternak itik adalah mengatasi serangan
penyakit pada itik. Dalam beternak,bila
terjadi penyakit yang menimbulkan kematian sampai melebihi dari yang
seharusnya,ini menandakan ada kendala dalam tata laksana atau ada keteledoran
peternak,karena penyakit yang menimbulkan
kematian yang tinggi itu, tidak akan muncul bila peternakan dikelola
dengan baik dan memenuhi syarat.
Penyakit
yang biasanya menyerang itik,biasanya disebabkan oleh beberapa penyebab,yaitu :
1.
Virus
2.
Bakteri
3.
Kekurangan unsur
gizi
4.
Penyekit karena
parasit,cacing,protozoa dan kutu.
Adapun jenis penyakit yang sering meneyrang itik
adalah :
1.
Duck Cholera
Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri Pasteurela avicidia. Penyakit ini sangat erat
hubungannya dengan berbagai faktor pemicu stress seperti fluktuasi
cuaca,kelembapan,pindah kandang dan transportasi. Gejala itik terserang
penyakit ini adalah : itik mencret,tinja kuning kehijauan,lumpuh. Pengendalian
dan pengobatan kolera unggas di indonesia masih mengandalkan pada pemakaian
obat-obatan antibiotika. Penanggulangan kolera itik dengan antibiotik dapat
meningkatkan resistensi kuman dan menimbulkan masalah residu pada produk ternak
2.
Penyakit
Salmonellosis
Penyebabnya
adalah bakteri Salmonella. Infeksi salmonella bermula dari usus yang kemudian
menyebar ke aliran darah,selanjutnya kebagian tubuh yang lain dan dapat
menyebabkan kematian jika tidak mendapatkan pengobatan dengan antibiotik sejak
dini. Penyakit ini mneyebar ke manusia dan hewan lainnya melalui feces( makanan
yang terkontasminasi oleh feces manusia ataupun hewan). Beberapa penderita
penyakit akibat infeksi Salmonella mengalami
Reiter’s Syndrome (sakit pada persendian,iritasi mata dan sakit pada saat buang
air kecil) dan dapat menjadi arthitis (penyakit tulang) kronis yamg sukar untuk
disembuhkan. Pada kasus ini pemberian antibiotik tidak dapat membantu .
Bagaimana
mencegah Salmonellosis?
·
Tidak ada vaksin
untuk mencegah salmonellosis.
·
Melalui proses
pemasakan sallmonellosis mati (tidak mengkonsumsi makanan atau telur yang
mentah atau yang belum masak sempurna)
·
Mencegah
terjadinya cross cantamination maka daging mentah harus disimpan terpisah dari
makanan yang matang.
3.
Avian
Influeza(AI)
Merupakan
penyakit viral akut pada unggas yang disebabkan oleh virus influeza type A
subtipe H5 dan H7. Semua unggas dapat terserang virus influeza A,tetapi wabah AI sering menyerang ayam dan
kalkun. Penyakit ini bersifat zoonosis dan angka kematian sangat tinggi karena
dapat mencapai 100%.
Penyebab
flu burung merupakan virus ss-RNA yang tergolong family Orthomyxoviridae. Virus
ini dibedakan atas tiga tipe antigenik berbeda,yakni tipe A,B dan C. Tipe A
ditemukan pada unggas,manusia,babi,kuda dan mamalia lain,seperti
cerpelai,anjing laut dan paus. Tipe B dan C hanya ditemukan pada manusia
Penularan
virus AI terjadi melalui jontak langsung dengan unggas yang terinfeksi,saluran
pernapasan,konjungtiva,lendir dan feces atau secara tidak langsung melalui
debu,pakan,air minum,petugas,peralatan kandang,sepatu,baju dan kendaraan yang
terkontaminasi virus AI serta unggas hidup yang terinfeksi. Unggas air seperti
itik dan entok dapat bertindak sebagai carrier (pembawa virus) tanpa menunjukan
gejala klinis. Unggas air biasanya berperan sebagai sumber penularan terhadap
suatu peternakan.
Gejala
klinisyang terlihat pada itik adalah keluar air mata,bersin-bersin,keluar
cairan dari hidung,pembengkakan mucus yang menyebabkan kotoran pada mata. Belum
ditemukan obat yang dapat menyembuhkan avian influeza. Usaha yang dapat
dilakukan adalah membuat kondisi badan itik cepat membaik dan merangsang nafsu
makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral,serta mencegah infeksi
sekunder dengan pemberian antibiotik.
Selain itu pencegahannya dapat dilakukan dengan
·
Biosekuriti
·
Pemusnahan
unggas selektif(depopulasi) di daerah tertular
·
Vaksinasi
·
Peningkatan
kesadaran masyarakat (Public Awerencess)
·
Pemusnahan
unggas secara menyeluruh (stamping out) di daerah tertular baru.
4.
Penyakit
Salmonellosis (Pullorum dan Berak kapur)
Penyebebnya
adalah bakteri salmonella pullorum,jika menyerang itik yang berumur 3-15 hari
berakibat kematian tinggi. Gejala penyakit ini yang tampak adalah kotoran
berwarna putih lengket hampir mirip seperti pasta dan menempel pada bagian
dubur itik,tubuh itik lemah dan lesu serta terlihat mengantuk kedinginan,bulu
tampak kusam,sayap menggantung bahkan kadang-kadang terjadi kelumpuhan. Cara
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan
lingkungang kandang serta makanan dan minum,sebaiknya isolasi atau pisahkan
itik yang sakit. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan obat jenis sulfa
dan antibiotik.
5.
Penyakit cacing
Tanda
itik terkena penyakit cacing adalah nafsu makan menurun,bulu tampak kusam,tubuh
kurus,mencret dan produksi menurun. Cara pencegahannya adalah harus selalu
menjaga kebersihan kandang dan jaga kelembapan di dalam kendang,sanitsi kandang dan makan minum. Cara pengobatannya
adalah dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali.
6.
Penyakit
Botulismus
Penyebab
penyakit ini adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri Clsotridium
botulinium,yang biasa ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman yang telah
busuk,biasanya itik yang dilepas atau digembalakan secara bebas sering
memakannya. Tanda-tanda itik terkena penyakit ini adalah itik terlihat
lesu,lemah,terlihat mengantuk,lumpuh,kadang-kadang bila sudah parah itik tidak
dapat berdiri tegak dan kalaupun berjalan tampak sempoyongan,bulu mudah rontok.
Cara pencegahan penyakit ini adalah dengan menjega kebersihan makanan dan
menghindari makanan yang sudah membusus/basi dan tercemar,pakan harus bersih
dan baru atau apabila makanan hijauan harus yang masih segar. Cara
pengobatannya adalah dapat digunakan dengan obat Lexanitia(Pencahar garam)
No comments:
Post a Comment