MasterTernak

Monday, 28 May 2018

Manajemen Penyakit pada unggas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penyakit adalah keadaan tidak normal pada badan atau minda yang menyebabkan ketidakselesaan, disfungsi, atau tekanan/stres. Suatu penyakit dapat terjadi disebabkan karena beberapa faktor yang menyebabkan penyakit itu timbul yaitu faktor endogen, faktor eksogen dan faktor malnutrisi. Faktor endogen merupakan penyakit yang disebabkan dari dalam tubuh bisa jadi berasal dari keturunan. Faktor eksogen merupakan penyakit yang disebabkan dari luar tubuh yang berasal dari lingkungan, bisa berupa bakteri, virus, protozoa dan jamur/kapang. Sedangkan faktor malnutrisi merupakan faktor pendukung terjangkitnya penyakit dapat disebabkan karena perubahan kelembapan dan temperatur lingkungan yang semakin tinggi, perubahan musim (misalnya dari musim hujan kemusim kemarau atau sebaliknya) sehingga memberi kesempatan pada bibit penyakit untuk menyerang ternaknya. kebersihan kandang, penyakit yang diturunkan dari induknya dan kualitas ransum yang diberikan, juga termasuk pada faktor pendukung tersebut.
Berbagai macam jenis penyakit dari penyakit ringan dan yang parah apabila dibiarkan begitu saja akan berdampak buruk bagi hewan tersebut. oleh karena itu pengawasan, pemeliharan, dan pencegahaan perlu dilakukan supaya tidak berdampak hingga kematian dan penularan kepada hewan yang lain.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui apa itu penyakit marek, apa yang menyebabkan terjadinya penyakit marek, dampak buruknya dan cara pencegahan. Makalah ini juga bertujuan untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah manajemen kesehatan ternak.

1.3. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan secara deskripsi dengan mengambil bahan dari perpustakaan maupun sumber lain yang berkaitan dengan judul makalah ini.



BAB II
PEMBAHASAN


                Marek adalah penyakit menular pada ayam, disebabkan virus marek, dengan proliferasi dan infiltrasi sel limfosit pada syaraf dan jaringan tubuh lainnya. Cara kerja virus Marek yaitu yang betah pada lingkungan buruk, ‘dipelihara’ oleh kumbang dalam tubuhnya. Ketika dikonsumsi oleh ayam, kumbang membawa kuman penyakit ini. Dengan mudah bibit penyakit Marek pindah dari tubuh kumbang ke tubuh ayam. Marek pun menjalar. Munculnya kumbang di peternakan, sangat mudah terjadi. Kumbang dewasa maupun larva (yang dikenal sebagai cacing penghancur tanaman) sangat menyukai pakan unggas, padi-padian dan biji-bijian yang basah, lembab, berjamur dan kondisinya buruk. Tempat yang disukai adalah litter yang kondisinya buruk, basah dan lembab sangat mudah menjadi sarang penyakit, ataupun vektor pembawa bibit penyakit seperti cacing, tungau, kutu caplak. Kumbang juga sangat suka bersembunyi pada celah-celah sempit antar ruas-ruas kayu kandang pemeliharaan kandang.
    Ayam yang terserang organ dalamnya secara akut (mendadak) sebagian besar depresi sebelum mati. Sebagian tanpa gejala tertentu. Gejala umum terserang Marek adalah Kelumpuhan pada satu atau dua kaki atau sayap, ayam mengalami dehidrasi (kehilangan cairan tubuh) sehingga ayam menjadi kurus kering, proventrikulus mengalami tumor, limpa, hati dan ginjal membesar, kepala ayam bisa menggantung dan meluntir, tembolok melebar dan sulit bernafas, ayam menjadi pucat, berat badan turun, tidak punya nafsu makan dan diare.
Cara pencegahan terhadap penyakit Marek dan penyakit lain, selain dengan menjaga kebersihan/sanitasi kandang dengan memperketat biosekuritas, serta mengatasi kumbang penyebar virus Marek dan kuman penyakit yang lain ini, peternak harus memperketat biosekuritas dan sanitasi/kebersihan lingkungan. Ada yang mencuci kandang dengan desinfektan pembunuh ektoparasit. Mereka juga membabat rumput sekitar kandang, karena bisa menjadi tempat ‘mangkal’ kumbang yang tak terduga. Kumbang suka makan sisa-sisa tanaman dan bahan oraganik lainnya. Dengan kata lain, para peternak harus menghilangkan atau membasmi kumbang dari kandangnya. Juga dengan meningkatkan kekebalan tubuh ayam dengan melakukan vaksinasi Marek dan pemberian pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam secara lengkap. Viterna merupakan pakan tambahan yang sangat tepat bagi ayam, karena mengandung protein, vitamin dan mineral yang sangat berperan dalam menjaga kestabilan metabolisme tubuh ayam, sekaligus Viterna berperan dalam mempercepat pertumbuhan ayam sehingga produktivitas ayam dapat maksimal. Dosis pemberian Viterna adalah 1 tutup botol Viterna dicampurkan 10 liter air minum diberikan setiap hari untuk ayam pedaging, dan setiap 3 hari sekali untuk ayam petelur.
A.    Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus
a)      Penyakit Tetelo (Newcastle Disease, Avian Pneumoenchepalitis)

·         Pengenalan
    Penyakit Tetelo atau Newcastle Disease (ND) adalah penyakit akut pada unggas yang  menular secara cepat dan menyebabkan timbulnya gangguan pernapasan yang sering diikuti oleh gangguan syaraf serta diare. Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyco yang bervariasikeganasannya mulai dari sangat tinggi (velogenik) sampai cukup tinggi (mesogenik) atau sangat rendah (lentog
·         Gejala
 Tanda klinis sangat tergantung dari keganasan virus yang menginfeksi yaitu :
1.  Inveksi virus lentogenik menunjukan gejala yang ringan disertai penurunan produkdantidak terjadi gangguan syaraf.
2.  Inveksi virus mesogenik menimbulkan gangguan pernapasan seperti sesak napas, megap - megap, batuk dan bersin, produksi telur menurun, terjadi penurunan daya tetas, angka kematian pada anak ayam mencapai 10%, pada ayam dewasa mungkin tidak mengakibatkan kematian.
3. Infeksi virus velogenik menyebabkan ayam kehilangan nafsu makan, diare ke- hijau- hijauan, sesak nafas, ngorok dan bersin Ayam mungkin menderita kelumpuhan sebagian atau total dan sering terjadi tortikalis. Produksi telur menurun atau berhenti. Balung dan pial berwarna kebiru-biruan dan muka membengkak. Angka kematian dapat mencapai 100%.

     Penularan
       ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar. Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.

    Pencegahan dan Pengobatan
       Ayam yang menderita ND tidak dapat diobati. Usaha pencegahan yang paling efektif adalah melakukan vaksinasi. Ayam yang sudah terjangkit penyakit ini harus dimusnahkan karena dapat bertindak sebagai sumber pencemaran atau penularan    Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
memelihara kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik.
memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini
•memberikan ransum jamu yang baik.

  2.      Gumboro (Infectious Bursal Disease)

     Pengenalan
       Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam.
       Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus . Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja.
.     Gejala klinis
       Gejala pertama yang terlihat berupa penurunan konsumsi pakan dan minum, bulu kusam, diare yang melendir yang mengotori bulu sekitar anus, lesu, ayam suka mematuk di sekitar kloaka, tidur dengan paruh diletakkan di lantai dan terganggu keseimbangannya . Bentuk klinis dijumpai pada anak ayam berumur 4 – 8 minggu dan bentuk subklinis pada anak ayam berumur 3 minggu dan tidak menimbulkan kematian, tetapi telah terjadi kerusakan terhadap sistem pembentukan zat kebalnya
       Angka kematian bila tanpa komplikasi dengan penyakit lain bervariasi antara             5 – 80%, sedangkan angka kesakitan dapat mencapai 100%. Anak ayam mungkin tidak mati, tetapi tetap kurus dan lebih rentan terhadap infeksi sekunder yang terjadi dikemudian hari. Virus Gumboro merusak sistem kebal asal bursal. Pembuatan antibodi terjadi dari sel kebal asal bursal, sehingga tanggap kebal oleh ayam sembuh dari gumboro menurun sesuai dengan kerusakan bursal yang terjadi.
Penularan
       Gumboro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah gumboro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Penularan yang paling

   Pencegahan dan Pengobatan
  Pengobatan terhadap penyakit ini tidak berhasil guna. Usaha pengobatan yang paling efektif adalah tindakan vaksinasi. Di daerah yang belum pernah ditemukan penyakit ini, seyogianya tidak dilakukan vaksinasi. Perlu diupayakan agar tidak terjadi penularan melalui orang, peralatan atau kendaraan yang datang dari peternakan yang tercemar. Program vaksinasi yang baik dapat membantu menurunkan kejadian penyakit. Bangkai ayam yang mati dan tinja ayam yang sakit karena Gumboro harus dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.
3. Infeksi Bronkhitis menular (Infectious Bronchitis)
   Pengenalan
       Penyakit Infectious Bronchitis (IB) atau Bronkhitis Menular pada unggas adalah suatu penyakit yang menyerang alat pernapasan. Penyebabnya adalah virus corona. Ayam yang terserang penyakit ini secara menciri ditandai oleh kesulitan bernapas dan mengap – mengap diikuti oleh penurunan produksi telur secara tajam. Penyakit ini menyerang pada ayam muda.
  Gejala Klinis
       Infeksi virus IB terjadi sangat cepat dan penularannya kepada hewan lainpun berlangsung sangat cepat. Angka kesakitan dapat mencapai 100%, tetapi angka kematian mungkin tidak ada apabila tidak ada komplikasi dengan penyakit lain. Ayam yang terserang mengalami nafsu makan dan minumnya menurun, ayam biasanya gemetaran dan mencicit, sedangkan pada hidung dan mata keluar cairan encer, ayam muda bernafas terengah-engah dan mengap-mengap. Suara pernafasannya menjadi semakin jelas diwaktu malam hari.
        Produksi telur menurun tajam atau dapat terhenti sama sekali. Apabila sehat kembali produksi telur naik sedikit demi sedikit akan tetapi tetap pada rata-rata yang rendah. Kerabang telur menjadi besar atau bentuknya abnormal. Bila terlur ini dipecah albuminnya mencair. Akibat lain yang mungkin timbul  adalah penyumbatan saluran telur.
 Penularan
       Penularan dapat terjadi melalui udara yang mengandung partikel virus yang berasal dari hidung dan tenggorokan unggas yang terserang oleh penyakit ini. Ayam yang sembuh masih mengandung virus dalam waktu satu bulan dan tetap tinggal kebal tetapi tidak sebagai pembawa sifat yang abadi.
Pencegahan dan Pengobatan
       Pengobatan terhadap IB tidak spesifik, penggunaan antibiotik dapat dilakukan selama 3-5 hari untuk memerangi infeksi ikutan. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi. Kejadian penyakit dapat dikurangi dengan perbaikan tatalaksana peternakan, pemberian makanan dan minuman yang baik serta keadaan lingkungan peternakan dan perkandangan harus bersih dan sehat.

   
                                                                                                                                                                                                                                               






















BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari data yang kami dapat, bahwa penyakit marek merupakan penyakit yang berasal dari virus marek melalui cara vektor. Virus dibawa oleh kumbang dan dipelihara didalam tubuhnya kemudian ia menempel pada makanan unggas, dan kemudian makanan yang telah terjangkit virus yang dibawa oleh kumbang tersebut dimakan oleh unggas, sehingga terjadilah penyebaran lebih lanjut. Oleh sebab itu perlu adanya sanitasi kandang dengan membersihkan kandang, dan membabat rumput sekitar kandang yang menjadi tempat tinggal kumbang serta memberikan pakan tambahan berupa viterna.

No comments:

Post a Comment

MasterTernak

Tanah Viqueque/renzina

TANAH VIQUEQUE/RENZINA                Tanah Viqueque/renzina ditemukan diatas batu kapur daerah lembab di Jawa, Nusa tenggara, Sulawesi, M...