BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit
adalah keadaan tidak normal pada badan atau minda yang menyebabkan
ketidakselesaan, disfungsi, atau tekanan/stres. Suatu penyakit dapat terjadi
disebabkan karena beberapa faktor yang menyebabkan penyakit itu timbul yaitu
faktor endogen, faktor eksogen dan faktor malnutrisi. Faktor endogen merupakan
penyakit yang disebabkan dari dalam tubuh bisa jadi berasal dari keturunan.
Faktor eksogen merupakan penyakit yang disebabkan dari luar tubuh yang berasal
dari lingkungan, bisa berupa bakteri, virus, protozoa dan jamur/kapang.
Sedangkan faktor malnutrisi merupakan faktor pendukung terjangkitnya penyakit
dapat disebabkan karena perubahan kelembapan dan temperatur lingkungan yang
semakin tinggi, perubahan musim (misalnya dari musim hujan kemusim kemarau atau
sebaliknya) sehingga memberi kesempatan pada bibit penyakit untuk menyerang
ternaknya. kebersihan kandang, penyakit yang diturunkan dari induknya dan
kualitas ransum yang diberikan, juga termasuk pada faktor pendukung tersebut.
Berbagai macam jenis penyakit dari
penyakit ringan dan yang parah apabila dibiarkan begitu saja akan berdampak
buruk bagi hewan tersebut. oleh karena itu pengawasan, pemeliharan, dan
pencegahaan perlu dilakukan supaya tidak berdampak hingga kematian dan
penularan kepada hewan yang lain.
1.2. Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui apa itu penyakit marek, apa yang
menyebabkan terjadinya penyakit marek, dampak buruknya dan cara pencegahan.
Makalah ini juga bertujuan untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah manajemen
kesehatan ternak.
1.3. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan secara
deskripsi dengan mengambil bahan dari perpustakaan maupun sumber lain yang
berkaitan dengan judul makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
Marek adalah penyakit menular
pada ayam, disebabkan virus marek, dengan proliferasi dan infiltrasi sel
limfosit pada syaraf dan jaringan tubuh lainnya. Cara kerja virus Marek yaitu
yang betah pada lingkungan buruk, ‘dipelihara’ oleh kumbang dalam tubuhnya.
Ketika dikonsumsi oleh ayam, kumbang membawa kuman penyakit ini. Dengan mudah
bibit penyakit Marek pindah dari tubuh kumbang ke tubuh ayam. Marek pun
menjalar. Munculnya kumbang di peternakan, sangat mudah terjadi. Kumbang dewasa
maupun larva (yang dikenal sebagai cacing penghancur tanaman) sangat menyukai
pakan unggas, padi-padian dan biji-bijian yang basah, lembab, berjamur dan
kondisinya buruk. Tempat yang disukai adalah litter yang kondisinya buruk,
basah dan lembab sangat mudah menjadi sarang penyakit, ataupun vektor pembawa
bibit penyakit seperti cacing, tungau, kutu caplak. Kumbang juga sangat suka
bersembunyi pada celah-celah sempit antar ruas-ruas kayu kandang pemeliharaan
kandang.
Ayam yang terserang organ dalamnya secara akut (mendadak) sebagian besar
depresi sebelum mati. Sebagian tanpa gejala tertentu. Gejala umum terserang
Marek adalah Kelumpuhan pada satu atau dua kaki atau sayap, ayam mengalami
dehidrasi (kehilangan cairan tubuh) sehingga ayam menjadi kurus kering, proventrikulus
mengalami tumor, limpa, hati dan ginjal membesar, kepala ayam bisa menggantung
dan meluntir, tembolok melebar dan sulit bernafas, ayam menjadi pucat, berat
badan turun, tidak punya nafsu makan dan diare.
Cara
pencegahan terhadap penyakit Marek dan penyakit lain, selain dengan menjaga
kebersihan/sanitasi kandang dengan memperketat biosekuritas, serta mengatasi
kumbang penyebar virus Marek dan kuman penyakit yang lain ini, peternak harus
memperketat biosekuritas dan sanitasi/kebersihan lingkungan. Ada yang mencuci
kandang dengan desinfektan pembunuh ektoparasit. Mereka juga membabat rumput
sekitar kandang, karena bisa menjadi tempat ‘mangkal’ kumbang yang tak terduga.
Kumbang suka makan sisa-sisa tanaman dan bahan oraganik lainnya. Dengan kata
lain, para peternak harus menghilangkan atau membasmi kumbang dari kandangnya.
Juga dengan meningkatkan kekebalan tubuh ayam dengan melakukan vaksinasi Marek
dan pemberian pakan tambahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam secara
lengkap. Viterna merupakan pakan tambahan yang sangat tepat bagi ayam, karena
mengandung protein, vitamin dan mineral yang sangat berperan dalam menjaga
kestabilan metabolisme tubuh ayam, sekaligus Viterna berperan dalam mempercepat
pertumbuhan ayam sehingga produktivitas ayam dapat maksimal. Dosis pemberian
Viterna adalah 1 tutup botol Viterna dicampurkan 10 liter air minum diberikan
setiap hari untuk ayam pedaging, dan setiap 3 hari sekali untuk ayam petelur.
A. Penyakit
Yang Disebabkan Oleh Virus
a) Penyakit
Tetelo (Newcastle Disease, Avian Pneumoenchepalitis)
·
Pengenalan
Penyakit Tetelo atau Newcastle Disease (ND)
adalah penyakit akut pada unggas yang
menular secara cepat dan menyebabkan timbulnya gangguan pernapasan yang
sering diikuti oleh gangguan syaraf serta diare. Penyakit ini disebabkan oleh
virus paramyco yang bervariasikeganasannya mulai dari sangat tinggi (velogenik)
sampai cukup tinggi (mesogenik) atau sangat rendah (lentog
·
Gejala
Tanda klinis sangat tergantung dari keganasan
virus yang menginfeksi yaitu :
1. Inveksi virus lentogenik menunjukan gejala
yang ringan disertai penurunan produkdantidak terjadi gangguan syaraf.
2. Inveksi virus mesogenik menimbulkan gangguan
pernapasan seperti sesak napas, megap - megap, batuk dan bersin, produksi telur
menurun, terjadi penurunan daya tetas, angka kematian pada anak ayam mencapai
10%, pada ayam dewasa mungkin tidak mengakibatkan kematian.
3. Infeksi virus
velogenik menyebabkan ayam kehilangan nafsu makan, diare ke- hijau- hijauan,
sesak nafas, ngorok dan bersin Ayam mungkin menderita kelumpuhan sebagian atau
total dan sering terjadi tortikalis. Produksi telur menurun atau berhenti.
Balung dan pial berwarna kebiru-biruan dan muka membengkak. Angka kematian
dapat mencapai 100%.
Penularan
ND sangat menular, biasanya dalam 3-4
hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu,
peralatan, baju dan burung liar. Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus
akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara,
virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh
dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan
bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Pencegahan
dan Pengobatan
Ayam yang menderita ND tidak dapat
diobati. Usaha pencegahan yang paling efektif adalah melakukan vaksinasi. Ayam
yang sudah terjangkit penyakit ini harus dimusnahkan karena dapat bertindak
sebagai sumber pencemaran atau penularan
Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit
ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
•memelihara kebersihan kandang dan
sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang
baik.
•memisahkan ayam lain yang dicurigai
dapat menularkan penyakit ini
•memberikan ransum jamu yang baik.
2. Gumboro (Infectious Bursal Disease)
Pengenalan
Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh
ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan
pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak
terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering
disebut sebagai AIDSnya ayam.
Virus yang menyebabkan penyakit ini
adalah virus dari genus Avibirnavirus . Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat
hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius.
Gumoro memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi
infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat
karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja.
. Gejala
klinis
Gejala pertama yang terlihat berupa
penurunan konsumsi pakan dan minum, bulu kusam, diare yang melendir yang
mengotori bulu sekitar anus, lesu, ayam suka mematuk di sekitar kloaka, tidur
dengan paruh diletakkan di lantai dan terganggu keseimbangannya . Bentuk klinis
dijumpai pada anak ayam berumur 4 – 8 minggu dan bentuk subklinis pada anak
ayam berumur 3 minggu dan tidak menimbulkan kematian, tetapi telah terjadi
kerusakan terhadap sistem pembentukan zat kebalnya
Angka kematian bila tanpa komplikasi
dengan penyakit lain bervariasi antara 5 – 80%, sedangkan angka kesakitan
dapat mencapai 100%. Anak ayam mungkin tidak mati, tetapi tetap kurus dan lebih
rentan terhadap infeksi sekunder yang terjadi dikemudian hari. Virus Gumboro
merusak sistem kebal asal bursal. Pembuatan antibodi terjadi dari sel kebal
asal bursal, sehingga tanggap kebal oleh ayam sembuh dari gumboro menurun
sesuai dengan kerusakan bursal yang terjadi.
Penularan
Gumboro menyebar melalui kontak
langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang
sangat menarik adalah gumboro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam
sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Penularan yang paling
Pencegahan
dan Pengobatan
Pengobatan
terhadap penyakit ini tidak berhasil guna. Usaha pengobatan yang paling efektif
adalah tindakan vaksinasi. Di daerah yang belum pernah ditemukan penyakit ini,
seyogianya tidak dilakukan vaksinasi. Perlu diupayakan agar tidak terjadi
penularan melalui orang, peralatan atau kendaraan yang datang dari peternakan
yang tercemar. Program vaksinasi yang baik dapat membantu menurunkan kejadian
penyakit. Bangkai ayam yang mati dan tinja ayam yang sakit karena Gumboro harus
dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.
3. Infeksi Bronkhitis menular (Infectious
Bronchitis)
Pengenalan
Penyakit Infectious Bronchitis (IB) atau
Bronkhitis Menular pada unggas adalah suatu penyakit yang menyerang alat
pernapasan. Penyebabnya adalah virus corona. Ayam yang terserang penyakit ini
secara menciri ditandai oleh kesulitan bernapas dan mengap – mengap diikuti
oleh penurunan produksi telur secara tajam. Penyakit ini menyerang pada ayam
muda.
Gejala
Klinis
Infeksi virus IB terjadi sangat cepat
dan penularannya kepada hewan lainpun berlangsung sangat cepat. Angka kesakitan
dapat mencapai 100%, tetapi angka kematian mungkin tidak ada apabila tidak ada
komplikasi dengan penyakit lain. Ayam yang terserang mengalami nafsu makan dan
minumnya menurun, ayam biasanya gemetaran dan mencicit, sedangkan pada hidung
dan mata keluar cairan encer, ayam muda bernafas terengah-engah dan
mengap-mengap. Suara pernafasannya menjadi semakin jelas diwaktu malam hari.
Produksi telur menurun tajam atau dapat
terhenti sama sekali. Apabila sehat kembali produksi telur naik sedikit demi
sedikit akan tetapi tetap pada rata-rata yang rendah. Kerabang telur menjadi
besar atau bentuknya abnormal. Bila terlur ini dipecah albuminnya mencair.
Akibat lain yang mungkin timbul adalah
penyumbatan saluran telur.
Penularan
Penularan dapat terjadi melalui udara
yang mengandung partikel virus yang berasal dari hidung dan tenggorokan unggas
yang terserang oleh penyakit ini. Ayam yang sembuh masih mengandung virus dalam
waktu satu bulan dan tetap tinggal kebal tetapi tidak sebagai pembawa sifat
yang abadi.
Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan terhadap IB tidak spesifik,
penggunaan antibiotik dapat dilakukan selama 3-5 hari untuk memerangi infeksi
ikutan. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi. Kejadian
penyakit dapat dikurangi dengan perbaikan tatalaksana peternakan, pemberian
makanan dan minuman yang baik serta keadaan lingkungan peternakan dan
perkandangan harus bersih dan sehat.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari
data yang kami dapat, bahwa penyakit marek merupakan penyakit yang berasal dari
virus marek melalui cara vektor. Virus dibawa oleh kumbang dan dipelihara
didalam tubuhnya kemudian ia menempel pada makanan unggas, dan kemudian makanan
yang telah terjangkit virus yang dibawa oleh kumbang tersebut dimakan oleh
unggas, sehingga terjadilah penyebaran lebih lanjut. Oleh sebab itu perlu
adanya sanitasi kandang dengan membersihkan kandang, dan membabat rumput
sekitar kandang yang menjadi tempat tinggal kumbang serta memberikan pakan tambahan
berupa viterna.
No comments:
Post a Comment